Find Us On Social Media :

Kepala Sekolah SMP Ditangkap Setelah Ketahuan Koleksi Foto Telanjang Anak-anak Didiknya

Ilustrasi sekolah (bukan gambar sebenarnya)

Gridhot.ID - Kasus pornografi anak memang menjadi salah satu kasus berat di seluruh dunia.

Kali ini, kasus mengerikan ini terjadi di Jepang.

Dikutip Gridhot dari NHK, seorang kepala sekolah SMP di Tokyo ditangkap usai kepergok memiliki foto-foto porno anak di bawah umur.

Polisi menyebutkan, Kitamura Hisayoshi (55) memiliki foto pornografi dari para gadis di bawah usia 18 tahun di kantornya.

Kitamura langsung ditangkap akibat kejadian ini.

Tersangka mengakui kalau dirinya mengambil foto-foto tersebut di SMP lain tempat dirinya sebelumnya bekerja.

Bahkan foto-foto tak senonoh tersebut juga disimpan di rumahnya.

Kitamura sendiri sebelumnya dilaporkan akibat kasus pelecehan seksual.

Penyelidikan dari kasus tersebutlah yang membuat kelakuan bejatnya terungkap semua.

Pihak sekolahan meminta maaf di hadapan publik atas kasus ini.

Tersangka disebutkan mulai bekerja di sekolah tersebut pada bulan April, 2019.

Baca Juga: Buntut Jajan Konten Porno Dea OnlyFans, Marshel Widianto Nelangsa Didepak dari Acara TV, Hotman Paris Angkat Bicara: Tidak Ada Dasar untuk Dihukum!

"Saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada para korban, murid-murid, orang tua, dan masyarakat," ucap Hori Kazuo sebagai perwakilan SMP Narima.

"Kepala sekolah yang posisinya sebagai pengajar dan pembimbing murid, bahkan memegang jabatan tertinggi di sekolah, telah ditangkap," tambahnya.

Hingga kini, polisi masih terus melanjutkan proses hukum dari tersangka.

Sementara itu salah satu orang tua murid sempat syok ketika tahu tentang berita ini.

"Saya tidak percaya kalau ini terjadi, sekarang saya khawatir apakah sekolah tersebut masih menjadi tempat yang aman atau tidak," kata wanita yang tak disebutkan namanya tersebut.

Mantan murid di SMP Nerima juga mengaku tidak menyangka dengan kelakukan mantan kepala sekolahnya.

"Dia selalu tersenyum setiap kali saya menyapanya. Saya ingin tersangka bisa meminta maaf kepada para korban," jelas sang murid yang namanya dirahasiakan.

(*)