Keluarga Sebut Polisi Pernah Hentikan Laporan Mega Suryani Meski Ada Hasil Visum, Dua Balita Korban Kini Nangis Tanpa Henti

Rabu, 13 September 2023 | 15:42
Istimewa via Tribun Jakarta

Mega Suryani sebelum dibunuh oleh suaminya sendiri

Gridhot.ID - Kasus pembunuhan yang terjadi pada Mega Suryani kini menjadi sorotan tajam masyarakat.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, dilaporkan Mega Suryani (24) dibunuh secara sadis oleh suaminya sendiri, Nandi (25).

Pembunuhan tersebut terjadi di rumah kontrakan mereka yang ada di Bekasi.

Nando disebut menggunakan pisau dapur untuk melaksanakan aksinya.

Kejadian itu terjadi disebutkan karena Nando merasa sakit hati dengan perkataan korban.

Nando bahkan sempat memandikan jasad Mega untuk kemudian diletakkan di kasur.

Usia melakukan pembunuhan keji tersebut, Nando lalu menyerahkan diri ke polisi hingga kasus tersebut akhirnya terbongkar secara detail.

Dikutip Gridhot dari Tribun Jakarta, dua anak Mega Suryani Dewi (24) yang baru berusia 3,5 tahun dan 18 bulan kini menjadi piatu.

Dua balita tak berdosa tersebut tak lagi merasakan kasih sayang ibu di usianya yang masih sangat muda.

Diketahui Mega Suryani Dewi dibunuh oleh suaminya sendiri, Nando di rumah kontrakan mereka di Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (7/9/2023).

Sebelum dibunuh Nando, rupanya Mega Suryani Dewi sering menjadi korban KDRT.

Baca Juga: Tak Terurus Penuh Semak dan Garis Polisi Masih Terpajang, Begini Penampakan Rumah Dinas Ferdy Sambo TKP Pembunuhan Brigadi J

Pada Agustus 2023, Mega Suryani Dewi bahkan sudah melaporkan Nando ke Polres Metro Bekasi.

"Sudah sempat dilaporkan, sudah sempat visum juga, cuma dari pihak pelaku menyangkal dan (polisi) memutuskan buat disetop," kata Deden, kakak kandung korban,di Polsek Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Senin (11/9/2023).

Deden pun menyesalkan kenapa polisi tidak menangkap Nando sejak laporan KDRT itu dilayangkan.

Ia heran mengapa kepolisian memutuskan untuk menyetop kasus laporan KDRT itu hanya berdasarkan pengakuan sepihak dari pelaku.

"Dari pihak sana nelepon, 'mau dilanjutin apa ga?'. Yang angkat pelaku, 'Saya udah tinggal serumah gak usah dilanjutin'. Adik saya mah masih mau dilanjutin," kata Deden.

Padahal, Mega Suryani Dewi memiliki bukti visum dan bukti-bukti lain terkait KDRT yang dialaminya.

Bukti-bukti itu dikumpulkan korban diam-diam selama tiga tahun terakhir.

"Iya (ada) banyak (bukti), saya juga ada bukti buktinya (KDRT)," ujar Deden.

Deden menduga motif tersangka nekat membunuh adiknya karena dendam dilaporkan ke polisi dan meminta cerai.

"Bisa jadi (ada indikasi dendam), adik saya sebenarnya memang mau cerai," kata dia.

Selain melaporkan KDRT yang dialaminya ke Polres Metro Bekasi, Mega Suryani Dewi disebut Deden juga pernah mengadu ke Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).

Baca Juga: Nando Gorok Istrinya Gara-gara Sakit Hati Gajinya Dianggap Lebih Kecil dari Korban, Polisi: Seminggu Sampai Tiga Kali Cekcok!

"Iya ke Komisi Perlindungan Perempuan," kata Deden.

Seandainya kala itu polisi dan Komnas Perempuan memproses serta peduli dengan jeritan kesakitan Mega Suryani Dewi, mungkin ibu muda tersebut kini masih hidup.

Dua balita mungil Mega Suryani Dewi juga mungkin masih bisa merasakan pelukan hangat sang ibunda.

Kini dua balita Mega Suryani Dewi hanya bisa menangis pilu, merindukan sosok ibunya.

Dua balita tersebut bahkan disebut tak bisa tidur semalaman.

"Ngomongnya belum lancar, tapi dia itu nangis terus," ucap Deden.

"Dikasih makan nangis, engga bisa tidur sampai pagi,"

"Nangis terus," imbuhnya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Tribun Jakarta