Find Us On Social Media :

Menteri Teten Curiga Bea Cukai Impor Terlalu Murah Sampai Buat Pasar Tanah Abang Sepi: Tidak Bisa Bersaing

Pedagang pakaian di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yakni Edi (40) saat ditemui Kompas.com pada Rabu (13/9/2023) sore.

Gridhot.ID - Sepinya pasar Tanah Abang diketahui menjadi sorotan banyak orang akhir-akhir ini.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, pasar Tanah Abang diketahui kini menjadi sepi pembeli akibat mewabahnya toko online.

Ayu (32) salah seorang pedagang baju anak di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat mengeluh penjualan yang merosot drastis sejak lebaran 2023 lalu.

Menurutnya, dari sejak pagi hingga sore hari, dirinya hanya bisa menjual satu sampai dua potong pakaian saja.

Padahal, ia berjualan baju di tiga toko sekaligus.

Boro-boro menyentuh angka Rp 1 juta dalam sehari, target Rp 500.000 yang ia harapkan bisa terpenuhi pun, kerap kali tak dapat.

Padahal, Ayu mengaku sejak tokonya berdiri 2014 lalu hingga sebelum pandemi Covid-19 menerjang, dia bisa mengantongi Rp 5 juta setiap harinya.

Akibatnya, pemerintah langsung berusaha turun tangan untuk menemukan solusi dan permasalahan utama dari kejadian ini.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki sudah melihat dan mendengar sendiri kondisi Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang lengang.

Teten sempat berbincang dengan para pedagang saat mengunjungi Blok A Pasar Tanah Abang.

Di sana, ia mendengar banyak keluhan dari pedagang.

Baca Juga: Innalillahi Wa innailaihi Rojiun, Penguasa Tanah Abang Ini Meninggal Dunia, 20 Hari di Rumah Sakit Tiba-tiba Badai Irama Jantung Menyerangnya

Menurut Teten, babak belurnya pedagang Pasar Tanah Abang tak lepas dari gempuran produk impor yang harganya jauh lebih murah. Padahal, kualitas produk Indonesia tak kalah baiknya.

"Ini memang ada arus barang yang masuk ke Indonesia, consumer goods yang sangat murah," ucap Teten saat mengunjungi Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (19/9/2023).

"Sehingga, produk lokal tidak bisa bersaing baik di offline (luring) maupun online (daring). Ini sangat murah, enggak masuk akal," ucap Teten menambahkan.

Teten tak menampik bahwa penjualan produk impor secara online semakin gencar itu dipengaruhi oleh sosok pemengaruh atau influencer maupun kalangan selebritas.

"Memang banyaklah influencer, figur di kalangan artis medsos, yang punya follower banyak, mempromosikan produk dari luar," ucap Teten.

Teten mengaku sudah punya beberapa catatan bahwa yang mungkin perlu diatur adalah mengenai arus barang masuk impor ke Indonesia.

"Apakah produk-produk yang barang-barang consumer goods yang masuk ke Indonesia ini ilegal atau memang kita terlalu rendah menerapkan tarif bea masuk," tutur Teten.

Teten menduga, pemerintah masih terlalu longgar kepada produk-produk impor itu.

Padahal, kata dia, Presiden Joko Widodo berpesan kepada semua menterinya supaya tak ada impor lagi bagi produk yang bisa diproduksi lokal.

"Jadi nanti saya akan lihat lagi ya tadi apakah barang-barang yang masuk ke kita ini yang sangat murah ini ilegal atau legal atau memang kita terlalu murah atau terlalu mudah (impor)," ucap Teten.

Menurut dia, pemerintah juga bakal mengecek apakah perlu ada aturan buat platform digital, baik domestik maupun global terkait penjualan daring ini.

Baca Juga: Banjir Hujatan, Ruben Onsu Sebut Sepinya Tanah Abang Jadi Tanggung Jawab Pemerintah: Artis Disalahin!

"Lalu, apakah barang yang mereka dijual di sana juga disertai dokumen barang-barang mereka legal atau tidak legal, punya izin SNI tidak, punya izin halal dan lain sebagainya," ucap Teten.

"Supaya kita mencegah masuknya barang ilegal ya lewat penjualan di online yang masif, sehingga memukul produksi dalam negeri," ucap Teten menambahkan.

(*)