Find Us On Social Media :

Sedotan yang Dipakai Mirna Minum Kopi Sianida Sempat Jadi Pertanyaan, Jaksa Sandhy Bongkar Keberadaannya, Ada yang Lakukan Ini

Shandy Handika sebagai Jaksa Penuntut Umum (kiri) akhirnya blak-blakan soal Film Dokumenter Netflix yang membuat Jessica Wongso (kanan) banyak dibela. Shandy pun mengurai fakta persidangan kenapa Jessica divonis 20 tahun

GridHot.ID - Kasus kopi sianida kembali disorot setelah tayangnya film dokumenter Ice Cold Murder, Coffee and Jessica Wongso.

Kembali dipertanyakan keberadaan sedotan dalam kasus tersebut.

Jaksa penuntut umum (JPU) dalam kasus kopi sianida Jessica Wongso, Sandhy Handika akhirnya mengungkap dimana Sedotan tersebut.

Mengutip tribun-medan.com, kasus pembunuhan yang dilakukan Jessica Wongso kepada temannya Mirna Salihin dengan kopi sianida pada Rabu (6/1/2016) mencuat kembali.

Hal tersebut setelah Netflix merilis sebuah film dokumenter berjudul Ice Cold: Murder, Cofee and Jessica Wongso.

Ice Cold Murder, Coffee and Jessica Wongso merupakan film dokumenter yang mengangkat

Film dokumenter yang baru dirilis ini telah menarik perhatian banyak penonton.

Terlebih lagi, kejadian yang terjadi pada tahun 2016 ini masih dianggap penuh misteri dan tanda tanya.

Dilansir dari tribunnewsbogor.com, terjawab sudah misteri keberadaan Sedotan yang digunakan Mirna Salihin untuk minum Es Kopi Vietnam di Kafe Olivier, Jakarta.

Sedotan tersebut dalam persidangan kasus Jessica Wongso pun menjadi misteri.

Bahkan, Jessica Wongso tak mengakui telah menaruh Sedotan dalam gelas Es Kopi Vietnam milik Mirna Salihin.

Baca Juga: Heboh Tulisan Surat Jessica Wongso untuk Sahabat di Hari Ulang Tahun: Jangan Percaya Berita di Media

Namun begitu jaksa penuntut umum (JPU) dalam kasus kopi sianida Jessica Wongso, Sandhy Handika akhirnya mengungkap dimana Sedotan tersebut.

Sandhy mengurai berdasar keterangan saksi dari Kafe Olivier bahwa prosedur mereka adalah menyajikan Es Kopi Vietnam satu per satu di meja konsumen.

Mulai dari gelas yang berisi es, kopi yang diserve hingga Sedotan yang terbungkus.

Namun sesaat Mirna Salihin minum kopi, Sedotan sudah ada di dalam gelas.

"Seingat saya kalau masalah Sedotan, itu setelah Mirna meminum itu kan keadaannya Mirna minum dan bilang 'ini apa, ini awful'. Dia langsung kibas-kiba, terus dia tawarkan ke Jessica. Jessica nolak," kata Sandhy TribunnewsBogor.com mengutip dari Youtube Denny Sumargo.

Wakil Menteri Hukum dan HAM (WamenkumHAM) Edward Omar Syarief Hiarej mengatakan yang mencicipi Es Kopi Vietnam Mirna adalah Hani Boon.

"Jessica gak mau. Yang mencicipi justru Hani. Dia mencicipi, bukan minum. Dia ambil kok rasanya gak enak dan dia cium baunya sangat tidak enak," kata Prof Edward.

"Kalau berdasar keterangan, pahir dan sedikit terbakar," tambah Sandhy.

"Jadi dia tidak minum lho, karena sudah lihat mirna begitu, dia mencicipi," timpal Prof Edward.

Sandhy Handika menerangkan berdasar keterangan, Hani hanya mencicip Es Kopi Vietnam itu sampai di lidahnya.

"Sedikit nyampe di lidah, dirasa saja, sudah pahit dan rasa terbakar nenurut keterangan hani. dia langsung gak lanjutin," kata Sandhy.

Baca Juga: Hotman Paris Akui Tak Bisa Menangkan Tantangan Ayah Mirna, Tapi Bongkar Fakta Menohok yang Bakal Bungkam Edi Darmawan

Edward Omar Syarief Hiarej mengatakan selain hani, Manager Kafe Olivier, Devi Siagian langsung ditodong pertanyaan oleh Jessica Wongso soal kandungan dalam Es Kopi Vietnam.

"Begitu kejadian si Devi itu kan datang ke meja itu. Lalu Jessica tanya ke Devi, 'kalian taruh apa di minumannya Mirna ?'. Itu yang saya katakan dari teori paralinguistik ada reaksi negatif seperti itu sebetulnya alam bawah sadar yang muncul," jelasnya.

Sandhy Handika juga menerangkan bahwa Devi ikut mencicip es kopi Mirna Salihin.

"Dicoba oleh Devi dan Marwan, itu juga zip, hanya sedikit. Mereka sama keterangannya, sama seperti Hani, pahit dan rasa terbakar," jelas Sandhy.

Jaksa dan penyidik turut menelusuri keberadaan Sedotan yang dipakai Wayan Mirna untuk meminum Es Kopi Vietnam pesanan Jessica Wongso.

Hasil penelusuran, Sedotan es kopi Mirna ternyata dibuang.

"Kami juga telusuri kemana Sedotan ? Ada yang membuang ke tempat pencucian. Ini kan persepsi orang yang ada di situ pada hari itu, yang masalah kan kopi lah Sedotan buat apa, dibuang," katanya.

Sandhy memastikan tindakan membuang Sedotan terekam dalam CCTV.

"Tapi di CCTV terlihat ada yang membuangnya ke sing," kata Sandhy.

Ia menekankan tindakan tersebut bukan sebagai upaya menghilangkan barang bukti kasus kopi sianida yang menewaskan Mirna Salihin.

Itu murni karena ketidaktahuan saksi yang merupakan pegawai Kafe Olivier, Marwan Amir alias Iwan.

Baca Juga: Jessica Wongso Hari Ini Ulang Tahun, Kerabat Kunjungi Lapas Sambil Bawa Kue dan Hadiah

"Bukan menghilangkan barang bukti. Karena posisinya tidak tahu, yang bermasalah adalah kopi. Orang yang berprasangka baik tidak terlibat tindak pidana itu, pasti merasa bahwa yang masalah kan kopinya, ya udah kopinya lah yang disimpan," kata Sandhy Handika.

Ia juga menekankan kembali bahwa tindakan memindahkan Es Kopi Vietnam Mirna dari gelas ke botol ada dalam berita acara.

"Devi meminta ada stau staf membagi kopi itu dari gelas ke botol untuk dibawa ke penyidik. Setelah itu penyidik juga membungkus, itu ada berita acaranya," kata Sandhy Handika.(*)