Yosef Bawa-Bawa Nama Yoris saat Momen Yayasan akan Dibongkar, Eks Bendahara Bongkar Nominal Dana BOS yang Dicairkan Tersangka

Minggu, 29 Oktober 2023 | 16:42
Kolase Istimewa

Tersangka kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Yosef Hidayah melakukan cara keji untuk menghabisi kedua korban.

Gridhot.ID - Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang kini melebar hingga ke urusan yayasan yang dikelola tersangka.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, usai menyelidiki tentang pembunuhan Tuti dan Amalia yang dilakukan oleh Yosef, polisi kini menelisik tentang yayasan yang diduga menjadi motif utama dalam kasus pembunuhan tersebut.

Polisi dalami keterkaitan Yayasan Bina Prestasi Nasional yang didirikan tersangka Yosep dalam dugaan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat.

Pasalnya, ada temuan data siswa fiktif dalam pengelolaannya.

"Berdasarkan temuan-temuan kita di TKP dan tempat keluarga ada beberapa data siswa yang fiktif," kata Direktur Reserse Krimunal Umum Polda Jabar, Kombes Pol Surawan di Mapolda Jabar, Jumat (27/10/2023).

Surawan menjelaskan setelah dilakukan pengecekan sementara, legalitas yayasan tersebut sudah benar.

Namun, dari sisi jumlah siswa diduga ada yang dinilai ganjal.

"Secara yayasan semua legal standing sudah benar, namun secara operasional tidak ada siswanya," tuturnya.

Surawan tak menjelaskan detail jumlah siswa fiktif yang diduga 'dimainkan' pada yayasan itu.

"Nanti, lagi kita hitung, per tahun berapa banyak," kata Surawan.

Terungkapnya dugaan siswa fiktif ini berdasarkan keterangan tersangka M Ramdanu alias Danu yang kemudian dilakukan pendalam oleh penyidik.

Baca Juga: Pengacara Yosep Sayangkan Polisi Gunakan Keahlian Mistis Mbak Rara Pawang Hujan: Saya Tolak Sebagai Bukti!

"Keterangan Danu yang pernah bekerja di situ beberapa tahun memang siswanya fiktif," ungkapnya.

Terkait pengelolaan dana yayasan ini, polisi telah memanggil sejumlah saksi mulai dari keluarga hingga pejabat sekolah dibawah naungan yayasan itu.

"Dari keluarga semuanya, termasuk bekas kepala sekolah dulu kita panggil terkait pengelolaan dana sekolah," tuturnya.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews Bogor, tersangka kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Yosef Hidayah rupanya sempat menegur mantan bendahara yayasan, Dedi.

Teguran itu disampaikan Yosef setelah Dedi bicara soal Yayasan Bina Prestasi Nasional.

Tribun Jabar/Dwiki MV
Tribun Jabar/Dwiki MV

Yayasan Bina Prestasi Nasional milik Yosef di Desa Cijengkol, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Menurut Yosef Hidayah, anak sulungnya Yoris Raja Amarullah marah karena yayasan dibongkar.

Sebab sebelum Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu meninggal dunia, Yoris menjabat sebagai ketua yayasan.

Tuti menjabat sebagai bendahara, dan Amel jadi sekretaris.

Sedangkan Yosef, sebagai pendiri yayasan tidak memiliki jabatan apapun termasuk istri mudanya, Mimin.

Setiap bulannya, Yoris mendapat uang Rp 15 juta sedangkan Tuti dan Amel masing-masing Rp 10 juta.

Baca Juga: Bocor Percakapan Yosef Soal Kekuasaan Setelah Bunuh Tuti dan Amalia

Yosef Hidayah hanya mendapat uang dijatah oleh Tuti, dan nominalnya tidak disebutkan.

Menurut mantan bendahara Yayasan Bina Prestasi Nasional, Dedi, Yoris marah kepada dirinya.

Kemarahan Yoris itu usai dirinya membongkar soal yayasan ke publik.

Namun marahnya Yoris itu tidak disampaikan secara langsung, melainkan melalui Yosef.

Diungkap Dedi, pada tahun 2021 yayasan tersebut menerima uang sekitar Rp 1,3 M.

Uang tersebut berasal dari dana BOS SMP dan SMK juga dana BPMU.

Berikut rinciannya:

Usai mengungkap aliran dana yang masuk ke yayasan tersebut, Dedi pun mengaku ada yang marah kepada dirinya.

Hal itu saat pertama kali dirinya membongkar soal yayasan tersebut.

"Dulu ada youtuber ke saya bahas yayasan, ada yang marah ke saya," kata Dedi dikutip dari Youtube Heri Susanto, Minggu (29/10/2023).

Baca Juga: Yoris Bongkar Gelagat Mencurigakan Yosef Setelah Kematian Tuti dan Amalia: Padahal Masih Berduka

Namun menurut Dedi, sosok yang marah padanya itu melalui orangtuanya.

"Jadi bukan langsung aja ke saya marahinnya, melalui orangtuanya," jelas Dedi.

Kemudian Dedi pun mengungkap bahwa yang marah karena yayasan dibongkar itu ternyata adalah Yoris.

"Yang marah Yoris (melalui) ke bapaknya. Kata Pak Yosef teh ‘Si Aa marah gara-gara yayasan dibongkar, jadi disatu-satuin sama kasus’," tuturnya.

Dedi mengatakan, hal itu disampaikan Yosef dua tahun lalu saat awal kasus Subang.

"Ini waktu pertama saya bongkar yayasan," kata dia.

Meski marah melalui Yosef, kata Dedi, Yoris sendiri tidak pernah mengungkapkan kemarahannya itu pada dirinya secara langsung.

"Ke saya gak ada, tahunya dari pak Yosef ‘marah-marah’ katanya," ujarnya.

Menurut Dedi, Yoris saat awal-awal ditanya oleh penyidik tidak pernah membahas soal yayasan.

"Setelah bapaknya masuk, dia tahu (motifnya) yayasan. Jadi harus pada jujur semua lah, kasihan almarhum," pungkas Dedi.

Dedi juga mengungkap bahwa ada dana BOS yang turun setelah Tuti dan Amel wafat.

Baca Juga: Yoris Sebut Anaknya Sampai Sudah Tak Mau Dipeluk Yosef Lagi Semenjak Kasus Pembunuhan Subang: Ke Rumah Minta Uang Aja!

Dana BOS itu turun pada 8 Oktober 2021, atau dua bulan setelah kasus Subang.

Dana BOS yang cair itu yakni Rp 77.112.000 untuk SMK Sarangpanjang.

Kemudian Rp 51.852.000 untuk SMP Sarangpanjang.

Dana tersebut diambil atau dicairkan pada tanggal 12 November 2021.Sebelumnya, Yoris juga sempat mengungkap bahwa sang ayah memang mencairkan dana setelah Tuti dan Amel tewas.

"Kata Aa teh, mamah sama Amel baru meninggal boro-boro mikirin uang. Saya marah sama papah," kata Yoris.

Bahkan saat itu, kata Yoris, dirinya didepak dari yayasan tersebut.

"Waktu itu papah tunjuk Danu jadi bendaharanya, saya malah dinonaktifkan," jelasnya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Tribunnews Bogor