Gridhot.ID - Sedang viral baru-baru ini sebuah konten yang mengaku kalau para perawat di RSUP Dr M Djamil Padang tidak melayani pasien sekarat hingga akhirnya meninggal dunia.
Dikutip Gridhot dari Tribun Medan, kejadian tersebut terjadi di Padang baru-baru ini.
Video dalam akun Instagram @matarakyat_sumbar menunjukkan adanya keluarga pasien yang mengamuk pada para perawat di RSUP Dr M Djamil Padang.
Keluarga menyebutkan kalau para perawat tidak melayani pasien yang diketahui sudah dalam kondisi sekarat.
Namun, berdasarkan keterangan dalam unggahan tersebut, para perawat diduga tak melayani pasien karena sedang berganti jam kerja (shift).
Sayangnya, pasien yang bernama Yuliarni tersebut sudah dinyatakan meninggal dunia akibat kejadian ini.
Yuliarni dirawat di ruang High Care Unit Bedah usai melakukan operasi amputasi jari kaki kiri.
Pasien tersebut diketahui sudah dirawat intensif sejak tanggal 13 Oktober 2023 yang lalu, dan dinyatakan meninggal dunia secara medis pada Minggu (12/11/2023) pukul 15.30 WIB.
Dikutip Gridhot dari Tribunstyle, pihak RSUP Dr M Djamil Padang menjelaskan kronologi insiden keluarga pasien ngamuk tersebut.
Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Padang, dr Dovy Djanas, mengatakan selama masa perawatan di ruang HCU Bedah, pasien mendapat pemantauan secara intensif baik dari dokter maupun dari perawat.
Kata dia, kondisi pasien harus yang harus dilakukan suction atau tindakan pembersihan jalan nafas karena penumpukan cairan di saluran atas pernapasan, dan dilakukan secara berkala dengan selang waktu tertentu.
Ia mengatakan, kondisi pembersihan saluran nafas berkala inilah yang kemudian pemicu kesalahpahaman dari pihak keluarga pasien bernama Yuliarni yang terkesan petugas jaga telah mengabaikan anggota keluarganya dengan alasan pergantian shift kerja petugas.
"Kami langsung menerjunkan tim ke lapangan untuk mencari klarifikasi terhadap masalah yang viral di media sosial."
"Setelah kami mencari informasi di lapangan, dalam pelaksanaan perawatan itu memang ada tindakan suction, karena pada pasien itu dilakukan tracheostomy (pembebasan jalan nafas dari nafas saluran biasa ke leher)," katanya saat jumpa pers, Senin (13/11/2023).
Dovy Djanas mengatakan tracheostomy dilakukan agar saluran nafas pasien bisa berlangsung baik dengan bantuan.
"Pada waktu perawatan tracheostomy, kesadaran pasien menurun dan dibantu dengan suction untuk menghisap lendir di saluran pernapasan pasien.
"Pada saat itulah terjadi, pihak keluarga merasakan pasien dalam keadaan berat itu tidak ditolong."
"Padahal kami dalam melakukan suction itu ada jedanya, kalau dilakukan terus menerus aliran darah atau oksigen juga berkurang."
"Saat itulah emosi daripada keluarga pasien terjadi," ujarnya.
Dovy Djanas secara langsung telah datang ke rumah duka untuk mengucapkan belasungkawa kepada keluarga pada Minggu (12/11/2023) malam.
Selanjutnya, di depan pihak keluarga pasien, RS M Djamil Padang akan mencari kronologis dimana akar permasalahan untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
"Kita akan tindaklanjuti dengan bagaimana SOP yang diberlakukan, petugas yang bertugas, dan akan diselesaikan dengan sebaik-baiknya."
"Waktu pertukaran shift ini yang akan kita cari, dimana timbul emosi keluarga," kata Dovy Djanas.
Dirinya melihat dari video viral terdapat Dokter Jaga yang memakai baju warna hijau yang dikenal dengan resident chief. Sedangkan terkait menurunnya kondisi pasien tidak hanya dari suction saja, berkemungkinan juga dari organnya yang kurang berfungsi.
(*)