Find Us On Social Media :

Bidan Disebut Sibuk Main HP, Keluarga Bongkar Kronologi Bayi 1,5 Kg Meninggal Diduga Usai Foto Newborn Tanpa Izin: Pulang dengan Hati Sakit

Viral Bayi Meninggal Usai Sesi Foto Newborn, Keluarga Sebut Klinik Buat Konten dan Review

GridHot.ID - Belakangan ini, media sosial tengah dikejutkan dengan kabar duka dari bayi prematur di Tasikmalaya.

Pasalnya, bayi mungil yang baru saja terlahir ke dunia itu diduga meninggal dunia setelah dipakai pihak klinik untuk newborn photoshoot.

Pihak keluarga menduga terjadi malapraktik terhadap bayi prematur yang terlahir seberat 1,5 kg tersebut.

Mengutip tribuntangerang.com, viral di media sosial bayi prematur meninggal dunia diduga setelah pihak Klinik melakukan sesi foto Newborn tanpa izin.

Padahal, jika dilihat bayi prematur seharusnya mendapatkan perawatan khusus.

Langkah ini dilakukan agar bayi tersebut terhindar dari berbagai masalah kesehatan dan tumbuh kembangnya menjadi lebih optimal.

Namun kasus yang viral dan ramai diberbincangkan di media sosial ini justru membuat orang tua korban geram akan perilaku klinik tersebut.

Bayi yang terlahir seberat 1,5 kg itu, justru jadi konten oleh pihak klinik tanpa sepengetahuan keluarga korban.

Kabar yang berkembang di media sosial jika bayi tersebut pun akhirnya meninggal dunia, pihak keluarga mengklaim jika kematiannya karena Klinik tak menjalankan SOP yang tepat.

Dilansir dari serambinews.com, viral di media sosial meninggalnya seorang bayi meninggal diduga usai melakukan sesi foto newborn, yakni sesi foto dari pemotretan bayi yang baru lahir hingga dugaan adanya malpraktik yang dilakukan oleh pihak klinik di sebuah klinik di Kota Tasikmalaya.

Bayi prematur seberat 1,5 kg itu diduga tidak dirawat sesuai prosedur, bahkan pihak keluarga menyebut bayinya turut dimandikan sebelum melakukan sesi foto newborn, semua ini dilakukan pihak klinik tanpa sepengetahuan keluarga korban.

Baca Juga: Mahasiswi Unsri Dipaksa Pacar Tenggak Obat Penggugur Kandungan dengan Soda, Langsung Meninggal Dunia Bareng Janin Usia 6 Bulan di Perutnya

Kabar meninggalnya bayi prematur ini viral di media sosial usai dibagikan akun Instagram @nadiaanastasyasilvera pada Sabtu, (11/11/2023).

Pemilik akun yang juga sebagai kakak dari ayah kandung korban menceritakan pengalaman pahitnya usai menggunakan jasa di klinik tersebut hingga adanya dugaan tindakan malpraktik.

Diketahui, bayi tersebut lahir secara prematur pada Senin (6/11/2023) pukul 22.00 WIB. Namun keesokan harinya pihak klinik mengembalikan bayi tersebut ke pihak keluarga, mereka mengatakan jika bayi itu tidak perlu dirawat lebih lanjut.

"Selasa jam 08.30 bayi disuruh pulang! Tidak dikasih surat kepulangan dan berkas-berkas apapun," pungkasnya.

KRONOLOGI

Dikutip dari surat yang berisi aduan yang diunggah akun Instagram @nadiaanastasyasilvera, surat aduan yang dibuat oleh suami korban, Erlangga Surya Pamungkas dan ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya.

Dalam surat tersebut, sang suami membeberkan kronologi meninggalnya anak pertamanya itu hingga terkait pelayanan buruk klinik.

"Saya atas nama ERLANGGA SURYA PAMUNGKAS warga Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya ingin membuat pengaduan. Adapun kronologis nya akan saya uraikan dari awal sampai akhir dengan jelas dan rinci sesuai yang saya dan istri saya alami," katanya mengawali cerita.

Berawal pada Senin, 13 November 2023 sekitar pukul 16.00 WIB, istrinya Nisa Armila, datang ke Klinik Alifa di Bantarsari Kecamatan, Bungursari, Tasikmalaya.

Istrinya sudah tidak kuat dan merasakan kontraksi hebat.

Diketahui usia kehamilan tepat 36 minggu atau 9 bulan.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Kiper Legendaris Ini Meninggal Dunia Mendadak Usai Insiden di Tengah Pertandingan

"Istri saya sudah sering kontrol (check up) ke klinik tersebut di tangani oleh Bidan Dwi, dan bidan pun menyatakan bahwa kondisi kehamilan istri saya dalam keadaan normal dan baik-baik saja," katanya.

Lalu pada sore hari, sang istri berangkat dengan kakaknya, Nadia ke klinik Alifa. Sang suami tidak ikut menemani karena ada urusan pekerjaan.

Namun bidan jaga di klinik tersebut menyuruh pulang karena dianggap masih pembukaan dua.

"Karena menurut bidan istri saya masih pembukaan dua padahal keadaan istri saya sudah sangat lemas dan terlihat seperti akan segera melahirkan. Kemudian istri saya pulang lagi ke rumah," sambungnya.

Lalu pukul 20.00 WIB, sang suami kembali membawa istrinya ke klinik karena melihat sang istri sudah tidak bisa lagi menahan sakit perutnya.

Bidan Asyik Main Handphone

Kedatangan pasangan suami istri ini ke klinik tidak direspon baik, bahkan dia melihat tim medis justru bermain handphone.

"Di klinik ini saya tidak dilayani dengan baik oleh bidan jaga, bidan tersebut malah terus main handphone, tidak memperdulikan istri saya yang sudah sangat kesakitan, dan bidan itu pun bilang akan di periksa pukul 24.00 WIB," tambahnya.

Sekitar pukul 21.30, sang suami menemani istrinya buang air kecil, dia melihat ada banyak darah yang keluar beserta air ketuban.

"Saya pun bilang ke bidan dan tanggapan bidan itu sudah biasa katanya dan belum waktunya untuk melahirkan karena masih pembukaan dua," jelas sang suami.

Mendapati kabar tersebut, suami kembali membawa istrinya ke ruang bersalin sembari berusaha menguatkan dan menenangkan agar tidak kehabisan tenaga pada saat melahirkan.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Peselancar Asal Indonesia Meninggal Dunia di Taiwan, Alami Kecelakaan Tragis Ini Sebelum Kompetisi

"Bidan jaga tersebut masih tetap tidak memperdulikan istri saya, dan terus saja bilang belum waktunya melahirkan dan akan kembali di cek pada pukul 24.00 WIB.

Tanpa memberikan edukasi dan pelayanan yang baik kepada ibu hamil, bagaimana agar proses persalinan lancar, masih tetap sibuk dengan handphone nya. Istri saya terus-terusan nangis kesakitan, barulah di tindak dan dilihat keadaannya," timpalnya.

Tepat pukul 22.00 WIB, sang istri lalu melahirkan.

Pada saat proses melahirkan sebutnya bidan lagi-lagi tidak berhenti main handphone.

"Yang lebih parahnya bidan jaga tersebut malah menjadikan istri saya bahan praktek kepada mahasiswa yang sedang praktek di kilinik tersebut. Bidan jaga menunjukkan hal-hal yang berkaitan dengan mata kuliah kebidanan kepada mahasiswi praktek," katanya.

Bayi yang dilahirkan itu terlahir dalam kondisi berat badan yang ringan, yakni hanya 1,7 KG.

Saat dilahirkan, sebutnya pihak klinik hanya memberitahu berat badan bayi tanpa memberitahu tinggi bayi, jumlah jahitan dan jenis kelamin. Pihak keluarga juga tidak diperbolehkan masuk ke ruang bersalin.

Hal inilah yang kemudian disinyalir sebagai malpraktik.

Usai Melahirkan, Langsung Bersih-bersih

Hal yang membuat hati sang suami semakin terasa pilu usai dia melihat langsung istrinya disuruh untuk membersihkan dirinya dari sisa darah melahirkan ke kemar mandi sendirian.

"Istri saya dibiarkan tidak dirawat dengan baik pasca melahirkan, masih banyak sisa darah di badan istri saya, di punggung, di perut, di kaki semuanya, sama sekali tidak di bersihkan hanya ditutupi kain samping," katanya.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Musisi Legendaris Ini Meninggal Dunia Mendadak, Sang Anak: Kepergiannya Enggak Ngasih Aba-aba

Justru sang kakak, Nadia yang membersihkan darah pasca melahirkan, mengganti baju dan memapahnya kembali ke ruang bersalin.

Sang kakak sempat mempertanyakan mengapa bayi dengan berat kurang dari dua Kg itu tidak diinkubator, bahkan dia juga bertanya kapan bagusnya memberikan ASI, namun bidan menyebutkan belum bisa dikasih apapun.

Lalu bidan membawa kembali bayi tersebut ke ruangan ibu untuk disusui. Tetapi yang sangat saya sayangkan bidan tidak memastikan bahwa ASI nya ada atau tidak, ASI-nya masuk atau tidak.

"Si bidan malah melanjutkan tidur nyenyaknya, tidak memperdulikan keadaan anak dan istri saya. Kakak saya yang membantu istri saya menyusui anak saya, pada saat itu anak saya tidak mampu menyusu kepada ibunya, hingga waktu subuh bayi masih di pangkuan istri saya," katanya.

Bayi Dimandikan dan Foto Newborn

Pukul 07.00 WIB bayi tersebut dimandikan oleh bidan dengan waktu yang sangat lama hingga pukul 08.30. Pihak keluarga tidak tahu dimana bayi tersebut dimandikan hingga mengetahui jika bayinya ternyata telah difoto newborn.

Usai dimandikan, bayi sudah diperbolehkan pulang. Pihak keluarga bahkan sempat mempertanyakan berulang kali apakah keputusan tersebut sudah tepat mengingat bayi tersebut terlahir dengan berat badan rendah.

Tiba di rumah, istri mengalami kendala saat memberikan ASI, dia kemudian memberika susu formula yang direkomendasikan, namun susu pun tidak diterima oleh sang bayi.

Pukul 18.00 WIB bayi sempat BAB, selesai di bersihkan lalu bayi ditidurkan.

Pukul 21.00 WIB, istri menangis karena melihat bayinya tidak bergerak. Dia mencoba menelpon bidan di Klinik Alifa namun tidak menerima jawaban.

Tidak menunggu lama, sang suami langsung membawa bayinya ke Klinik Alifa. Sesampainya disana, Klinik tutup.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Aktor Pemeran Serial TV Marvel Ini Meninggal Dunia Usai Alami Tabrakan Tragis di Pegunungan Alpen

"Saya gedor-gedor gerbang Klinik karena panik ingin memastikan kondisi anak saya. Lumayan lama saya gedor-gedor pintu gerbang klinik, lalu ada bidan yang membukakan pintu gerbang.

Saya meminta bidan jaga untuk memeriksa anak saya, ada satu orang laki-laki entah itu dokter atau siapa, dia memeriksa anak saya lalu menyebutkan bahwa anak saya sudah meninggal," katanya tanpa menerima surat kematian dari pihak Klinik.

Mendapati respon buruk, sang suami langsung membawa bayinya ke RS Jasa Kartini Tasikmalaya, dia ingin memastikan lagi kondisi bayinya.

Bayi langsung dibawa ke IGD dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, namun bayi dinyatakan sudah meninggal dunia. Oleh rumah sakit Jasa Kartini lalu diberikan surat kematian.

Pada momen ini, pihak keluarga kembali dikejutkan disaat pihak RS mengatakan jika bayinya hanya seberat 1,5 Kg bukan1,7 Kg. Pihak Rumah Sakit mengatakan harusnya sang bayi masih berada di inkubator dan diberikan banyak ASI.

Hal ini justru berbanding terbalik dengan apa yang dikatakan dan sisarankan oleh pihak klinik sebelumnya.

"Kami pulang dengan hati yang sangat sakit, dengan rasa penyesalan terbesar kenapa harus melahirkan di Klinik ALIFA. Kami pulang membawa bayi kami yang suci tidak berdosa, yang di sepelekan oleh Klinik ALIFA menggunakan ambulance," pungkasnya.

Pihak Keluarga Protes

Rabu,15 November 2023 pukul 07.00 WIB, pihak keluarga mendatangi Klinik Alifa meminta klarifikasi terkait meninggalnya sang bayi.

Pihak keluarga menilai meninggalnya bayi tersebut karena adanya dugaan kelalaian dari pihak klinik. (*)