Find Us On Social Media :

Nicholas Messet Mantan Petinggi OPM Wafat Tergeletak Sendirian di Rumah, Semasa Hidup Ajak KKB Papua Kembali ke Indonesia

Nicholas Messet eks petinggi OPM ditemukan meninggal dunia di Jakarta.

Gridhot.ID - Innalillahi wa innailaihi rojiun, sosok mantan petinggi Organisasi Papua Merdeka (OPM) ini meninggal dunia.

Mantan petinggi OPM ini ditemukan meninggal dunia tergeletak di rumah sewaannya di Jakarta.

Tetangga menyebut pria itu meninggal dunia dalam kondisi sendirian di dalam rumah.

Sosok yang baru saja meninggal dunia tersebut adalah Nicholas Messet yang sudah sangat terkenal di kalangan internasional.

Dikutip Gridhot dari Tribun Papua, Nicholas Messet dikabarkan meninggal dunia di Jakarta, Selasa (28/2023), pada usia 67 tahun.

Nicholas Messet merupakan tokoh pendiri Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang merasa ditipu Belanda, hingga akhirnya memilih kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Eks pendiri OPM itu ditemukan meninggal di dalam rumah yang ia sewa pada Senin (27/11/2023) sore.

Sekira empat tahun lamanya ia tinggal sendiri di rumah itu.

Informasi meninggalnya Nicholas Messet beredar di media sosial dan WhatsApp Group kalangan jurnalis Papua.

"Telah Berpulang ke Rumah Bapa, Tete/ Bapak/ Om/ Kaka Nicholas Messet," informasi tertera dalam grup.

Jenazah Nicholas Messet masih berada di RS Kramat Jati Jakarta.

Baca Juga: Sebby Sambom Ngaku KKB Papua Tewaskan 4 Prajurit TNI di Nduga, Pelakunya Anak Buah Egianus Kogoya!

Rencananya, akan diterbangkan ke Jayapura, untuk dimakamkan di kawasan Angkasa Indah, Distrik Jayapura Utara.

Informasi dihimpun Tribun-Papua.com, Nicholas Messet saat ditemukan meninggal, berdiam sendirian.

Seorang warganet yang mengaku sebai tetangga Nicholas Messet, menyebutkan temuannya lewat media sosial facebook.

Ia ditemukan warga setempat setelah curiga tidak muncul tiga hari, dan lampu rumah dalam keadaan padam.

Nicholas Messet diketahui meninggal setelah tetangganya mencium bau taksedap dari arah rumahnya.

Lalu, memanggil pihak berwajib didampingi Ketua RT/RW untuk memndobrak pintu rumah hingga menemukan Nicholas dalam keadaan meninggal.

Jenazah lalu dibawa ke RS Kramat Jati, Jakarta Timur.

Pernah Ditipu Belanda

Nicholas Messet dulunya adalah seorang pendiri Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Bahkan, selama 40 tahun tokoh ini mencari arti dari kata kemerdekaan bagi Papua.

Ia lama malang melintang di negeri Paman Sam.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Praka Dwi Bekti Probo Gugur Diserang Anak Buah Egianus Kogoya di Tengah Misi Penyerbuan

Dalam sebuah video yang diunggah akun facebook Yudi Prasetyo Djojokusumo, medio 2020, secara gamblang Nicholas Messet mengisahkan perjalanan hidupnya.

Awalnya, ia terhentak saat Nicolaas Jouwe, pemimpin Papua yang terpilih sebagai wakil presiden dari Dewan Nugini yang mengatur koloni Belanda, Nugini Belanda bercerita tentang pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) John F Kennedy.

Dalam pertemuan itu, Kennedy menyadarkan Nicolaas Jouwe bahwa dirinya telah dicurangi Belanda.

“Pada 24 Agustus 1828, Papua adalah bagian dari Hindia-Belanda. Itu artinya anda (Papua) adalah bagian dari Indonesia,” kata Kennedy kepada Nicolaas Jouwe, sebagaimana diceritakan Nicholas Messet dalam video tersebut.

Berdasarkan cerita Jouwe tersebut, Nicholas Messet kemudian memutuskan untuk pulang kembali ke Indonesia.

Sebelum mengambil keputusan itu, Nicholas Messet mengaku telah berkeliling dunia selama 40 tahun untuk mencari arti kemerdekaan.

Khususnya untuk menjawab pertanyaan, apakah benar bangsa Papua itu merdeka?

“Setelah mendapat jawaban dari bapak almarhum Nicolaas Jouwe di Belanda, maka saya berpikir bahwa saya harus kembali ke Republik Indonesia. Dan saya kembali tahun 2007,” terangnya.

Nicholas Messet mengaku menjadi salah satu orang yang ikut mengibarkan bendera bintang kejora Papua pada tanggal 1 Desember 1961.

Kala itu dia masih berusia 15 tahun, 59 tahun lalu, dan tidak banyak orang yang hadir dalam acara tersebut.

Terlepas dari itu, dia kini tegas mengakui bahwa Papua sudah merdeka di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Baca Juga: Jenderal KKB Papua Perek Jelas Kogeya Sombong Bukan Main Usai Tewaskan 4 Prajurit TNI: Kami Semua Lolos!

“Mengapa saya katakan demikian? Karena pada tanggal 24 Agustus 1828 pemerintah Belanda atau pemerintah Kolonial Belanda waktu itu resmi menyatakan bahwa tanah Papua adalah bagian dari Hindia-Belanda,” tegasnya.

“Sementara Hindia-Belanda itu dijajah oleh pemerintah Belanda. Untuk itu, kita sudah merdeka tanggal 17 Agustus 1945. Kita adalah bagian dari Republik Indonesia,” tekannya.

Atas alasan itu, dia mengajak para simpatisan OPM untuk bangun dari tidur dan sadar bahwa cita-cita pembentukan negara Papua adalah tipu daya Belanda.

“Jadi untuk saya, bendera itu kenangan lama. Kenang-kenangan yang Belanda menipukan kita bahwa kita akan menjadi satu negara sendiri di luar dari Republik Indonesia,” tandasnya.

(*)