Find Us On Social Media :

Israel Masih Jauh dari Kemenangan, Eks Intelijen Militer Akui Sulitnya Tumbangkan Hamas: Harus Ulur Waktu

Ilustrasi tentara Israel.

Setidaknya 15.899 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 42.000 lainnya terluka sejak Israel melancarkan serangan militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan Gaza.

Korban tewas Israel dalam serangan Hamas mencapai 1.200 orang, menurut angka resmi.

Israel Sebut Tak Berusaha Gusur Warga Sipil di Gaza

Melansir Kompas.com, Israel pada Senin (4/12/2023) mengatakan tidak berusaha memaksa warga sipil Palestina di Jalur Gaza untuk meninggalkan tempat tinggal mereka secara permanen.

"Kami tidak mencoba untuk menggusur siapa pun, kami tidak mencoba untuk memindahkan siapa pun dari mana pun secara permanen," kata Juru bicara Militer Israel Jonathan Conricus kepada para wartawan, dikutip dari AFP.

Ia berdalih Israel telah meminta warga sipil di Gaza untuk mengungsi dari medan perang. 

"Kami juga telah menyediakan zona kemanusiaan di dalam Jalur Gaza," kata Conricus, ketika ia mengakui situasi di Gaza "sulit". 

Zona kemanusiaan yang ia maksud adalah sebuah wilayah pesisir kecil yang bernama Al-Mawasi.

"Kami sangat menyadari bahwa ada keterbatasan ruang dan akses, dan itulah sebabnya mengapa sangat penting untuk mendapatkan dukungan dari organisasi kemanusiaan internasional untuk membantu infrastruktur di wilayah Al-Mawasi," tambahnya.

PBB: tidak ada tempat yang aman di Gaza

Ketika Israel memperluas operasinya, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, pada akhir pekan lalu menyuarakan keprihatinannya bahwa ratusan ribu warga Gaza terkurung di wilayah yang semakin kecil di bagian selatan.

"Tidak ada tempat yang aman di Gaza," katanya.