Find Us On Social Media :

5 Fakta Kekejaman Alung, Bunuh Fitria Wulandari usai Berhubungan Badan, Jasad Dipakaikan Jaket lalu Dibuang

Rahmat Agil alias Alung (20) merupakan pelaku pembunuhan terhadap kekasihnya, Fitria Wulandari alias Wulan (21).

Baca Juga: Usai Habisi Pacarnya Sendiri di Ruko Bogor, Alung Sengaja Buat Drama Demi Hilangkan Jejak Dosanya

Katanya, kakak Alung merupakan pengelola ruko di Semeru, Bogor Barat, Kota Bogor.

"Yang megang ruko itu kakaknya," kata Hetty.

Saat ditemukan, melansir Kompas.com, tubuh korban sudah membiru. Terdapat pula sejumlah luka di hidung dan mulutnya.

"Dari hotel itu lalu jasad korban dibawa ke ruko kosong di wilayah Bogor Barat. Di situlah korban ditemukan dalam keadaan badan sudah membiru dan beberapa luka," tutur Kepala Polresta Bogor Kota Kombes Bismo Teguh Prakoso.

5. Keluarga Tersangka Tak Tunjukkan Itikad Baik

Setelah kasus pembunuhan tersebut, keluarga korban meminta polisi menghukum Alung dengan seadil-adilnya.

Ayah korban, Iwan Irawan, mengaku tak terima jika Alung hanya dihukum 15 tahun penjara sesuai Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan. Iwan berharap Alung dihukum pidana penjara seumur hidup.

"Saya minta kepolisian hukum seberat-beratnya dan seadil-adilnya. Ini menyangkut nyawa anak saya.Saya keberatan 15 tahun. Harapannya seumur hidup," ucap Iwan. 

Iwan tak menyangka Alung membunuh Wulan.

Terlebih, hubungan asmara korban dan pelaku telah terjalin kurang lebih satu tahun.

"Sudah setahunlah. Saya kenal dan sudah dianggap anak sendiri. Dia sering main ke rumah," ujar Iwan.

Baca Juga: Bungkus Jasad Fitria Wulandari Pakai Sprei, Terkuak Alung Sempat Ajak Korban ke Hotel Sebelum Dibunuh, Begini Pengakuannya

"Tapi kok timbal baliknya begini. Sampai dia bohong kalau anak saya meninggal karena jatuh dari motor, padahal dibunuh sama dia," sambung dia.

Sejak peristiwa tragis itu, pihak keluarga tersangka juga tidak menunjukkan iktikad baik.

Bahkan, saat pemakaman korban, tak ada satu pun keluarga tersangka yang datang.

"Saya minta pihak keluarga tersangka ada iktikad baiknya, karena sampai sekarang enggak ada komunikasinya sama sekali," tutur dia.

"Ini menyangkut nyawa orang, kok bisa biasa aja. Belum ada pertemuan sampai sekarang, enggak ada yang datang saat pemakaman," imbuh Iwan. (*)