Find Us On Social Media :

Geger Pesepak Bola Naturalisasi Langsung Tancap Gas Usai Tampar Pria 2 Kali, Ini Sosoknya yang Bikin Gendang Telinga Korban Sampai Pecah

Sebuah video memperlihatkan aksi penganiayaan yang diduga dilakukan oleh mantan pesepak bola PSKC Cimahi, beredar viral di media sosial

GridHot.ID - Viral video seorang pesepak bola menampar seseorang hingga gendang telinganya pecah.

Aksi tersebut rupanya membuat korban tak terima.

Korban pun menjelaskan kronologi insiden tersebut.

Melansir tribunnewsmaker.com, atlet sepak bola naturalisasi ini kepergok menganiaya warga di Tangerang, Banten hingga gendang telinga korban pecah.

Aksi kekerasan yang dilakukan oleh atlet sepak bola tersebut tentu membuat korban tak terima.

Korban pun langsung melaporkan kejadian nahas ini ke pihak kepolisian di Tangerang, Banten.

Belakangan diketahui, pelaku kekerasan dalam kasus ini bernama Egwuatu Ouseloka, pria asal Nigeria.

Sosok Egwuatu Ouseloka atau yang lebih akrab disapa Olisa ini merupakan atlet naturalisasi yang pernah bermain di Liga Indonesia.

Egwuatu Ouseloka diketahui pernah bercokol PSKC Cimahi.

Selain itu, ia juga pernah memperkuat Persipura Jayapura.

Rekaman penganiayaan yang dilakukan Egwuatu Ouseloka pun langsung jadi viral di media sosial.

Baca Juga: Kabar Fans Nagita Slavina Mengejutkan, Dulu Viral Gegara Didorong saat Foto, Kini Satrio Jadi Seleb TikTok dan Sibuk Skripsi

Dalam video yang beredar, Egwuatu Ouseloka terlihat menampar pengemudi mobil sebanyak dua kali dengan kuat.

Hingga kini nama Olisa tengah disorot gara-gara sikap kasarnya kepada seorang pengemudi mobil.

Video Olisa menampar pengemudi mobil pun kini jadi viral di media sosial.

Dilansir GridHot dari tribunjatim.com, viral di media sosial video seorang pesepak bola yang tampar pria dua kali gegara keluarkan mobil.

Adapun pesepak bola tersebut ternyata adalah Egwuatu Ouseloka, pemain naturalisasi asal Nigeria.

Pria yang akrab disapa Olisa ini menampar pria saat hendak mengeluarkan mobilnya.

Akibat dari tamparan tersebut, gendang telinga korban dikabarkan sampai pecah.

Aksi kekerasan itu bahkan dengan cepat beredar di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun X (dulu Twitter) @sosmedkeras.

Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (8/12/2023), namun baru viral sejak beberapa hari belakangan.

Dalam video pendek yang beredar, terlihat bahwa Egwuatu Ouseloka turun dari mobilnya dan menampar korban sebanyak dua kali.

Egwuatu Ouseloka yang merupakan mantan pemain PSKC Cimahi itu bahkan tampak begitu emosi saat menghampiri pengemudi mobil lain.

Baca Juga: Ngaku Pengacara saat Ditegur Warga, Pengemudi Mobil Alphard yang Nekat Terobos Jalan Baru Dicor Kini Dituntut Rp 8 Juta

"Kamu kayaknya enggak sopan ya," kata pemain sepak bola tersebut.

Tanpa tedeng aling-aling, tiba-tiba pesepak bola tersebut menampar si pengemudi mobil lain beberapa kali.

"Bapak yang melanggar gitu," ucap perempuan selaku perekam video, mengutip Tribun Jabar.

Tak menggubris, pemain sepak bola itu pun kembali ke mobilnya dan langsung tancap gas pergi meninggalkan lokasi.

Akan tetapi, ia sempat mengatakan akan segera kembali lagi.

Hingga artikel ini ditulis, unggahan tersebut telah dilihat sebanyak lebih dari 1,4 juta kali.

Lantas seperti apa kronologi kejadian hingga terjadi penganiayaan tersebut?

Korban yang belakangan diketahui bernama Kevin Hartanto Gonzali asal Tangerang, menjelaskan kronologi insiden tersebut.

Korban menuturkan, peristiwa ini terjadi Jumat (8/12/2023).

Menurut Kevin, saat itu ia baru saja sampai di depan rumah.

"Saya datang duluan, kemudian saya parkir," ungkap Kevin, dikutip dari tayangan di kanal YouTube Phils Daily pada Minggu (17/12/2023).

Baca Juga: Mobil Alphard Nekat Terobos Jalan yang Sedang Dicor, Pengemudi Justru Ngamuk dan Tantang Warga

"Dan kebetulan saat itu saya tidak langsung matikan mobil saya karena sedang ada masalah," jelasnya.

"Saya berniat menyetel mesin, jadi saya turunin barang, masuk ke rumah, dan berniat kembali ke mobil," imbuhnya.

Akan tetapi, ketika kembali ke parkiran, ia melihat ada pelaku baru datang.

Ia pun kemudian mengurungkan niatnya untuk memperbaiki mesin mobilnya tersebut dan kembali ke rumah.

Setelah itu Kevin kembali ke luar rumah untuk membuang sampah dan kemudian masuk untuk melanjutkan pekerjaannya.

Menurut penuturan Kevin, saat itu pelaku hendak mencuci mobilnya.

Akan tetapi aliran keran air dalam keadaan mati.

"Mungkin dari situ dia mulai emosi, saya kurang tahu juga sebenarnya," ucap Kevin.

"Intinya dia mau keluar, karena enggak jadi nyuci mobil," tambahnya.

Saat pelaku hendak mengeluarkan mobil, mobil milik korban pun terserempet.

Kevin pun mendengar ada suara gesekan yang menimpa mobilnya hingga ia buru-buru keluar.

Baca Juga: Diduga Ada Pasien Tewas Saat Operasi Gigi, RSHS Bandung Sayangkan Sang Pembuat Konten: Upaya Telah Maksimal!

"Saya ngecek dulu, mastiin memang kena, saya bilang, 'Pak mobil saya kena'," tutur Kevin.

Menurut Kevin, ia hanya mengucapkan satu kalimat itu hingga pada akhirnya terjadi penganiayaan.

"Saya cuma ngomong satu kalimat itu, saya sadar dari dalam mobil dia mau narik saya, cuma enggak kena," kata Kevin.

Kevin pun kemudian melihat pelaku hendak keluar dari mobilnya.

Saat itu ia mengira, pelaku akan berbicara secara baik-baik padanya.

"Dia bilang, 'Kamu kayak enggak sopan ya' dua kali, sambil nampar saya dua kali," ungkapnya.

Kevin pun mengungkap pelaku sempat mengancam bahwa ia akan kembali dan menemui dirinya.

Tetapi, kata Kevin, ucapan pelaku tersebut rupanya tidak benar terjadi.

Setelah peristiwa tersebut, Kevin mengaku langsung mendatangi dokter untuk memeriksakan kondisinya.

"Langsung ke dokter, visum juga sama hasilnya," ujarnya.

"Ada ke dokter THT juga, gendang telinga saya (sebelah kiri) pecah sampai sekarang enggak bisa denger," tuturnya.

Baca Juga: Keluarga Pasien Gus Samsudin yang Tewas di Pondok Nuswantoro Ogah Memperpanjang, Polisi Berusaha Bongkar Hal Ini

Pun, Kevin mengaku telah melaporkan kejadian ini ke Polres Tangerang.

"Sudah lapor sejak hari kejadian ke Polres Tangerang," katanya.

Hingga saat ini, menurut Kevin, belum ada tindak lanjut dari laporan tersebut.(*)