Find Us On Social Media :

Bambu Hijau Disebut Jadi Gerbang Gaib, Terkuak Mitos Tikungan Dekat Villa Soekarno di Puncak Bogor, Ini Bentuk Sosok Penunggunya

Tikungan angker dekat Villa Soekarno Jalan Raya Puncak Bogor, Selasa (16/1/2024).

GridHot.ID - Puncak Bogor dikenal sebagai destinasi indah.

Namun, siapa yang menyangka bila Jalan Raya Puncak Bogor menyimpan cerita mistis?

Bahkan, konon katanya cerita ini telah diyakini oleh sebagian masyarakat secara turun temurun.

Melansir tribunnewsbogor.com, Jalan Raya Puncak Bogor disebut memiliki sejumlah cerita mistis yang diyakini oleh sebagian masyarakat secara turun temurun.

Bahkan, sejumlah insiden kecelakaan yang terjadi di Puncak Bogor sering kali dikaitkan dengan cerita mistis.

Salah satunya, yakni tikungan angker yang berlokasi dekat dengan Villa Soekarno dikawasan Riung Gunung, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Menurut mitos yang beredar di masyarakat, terdapat gerbang gaib dekat Villa Soekarno di Puncak Bogor.

Sementara itu, budayawan Puncak Bogor, Abah Yudi Wiguna menjelaskan, sebagian masyarakat meyakini banyak terdapat makhluk tak kasat mata disekitaran rumpun bambu yang lokasinya berada di sekitar tikungan dekat Villa Soekarno.

"Di sekitar situ internet juga blank ya, agak susah, terus juga di situ ada beberapa jenis makhluk astral yang tidak terdeteksi oleh mata telanjang," kata Abah Yudi saat ditemui di kediamannya di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Bahkan, kata dia, lokasi tersebut menjadi gerbang alam gaib yang tak bisa dilihat oleh sembarangan orang.

"Kita hidup di dua alam, alam manusia dan alam gaib tentunya pasti ada kaitannya dengan hal seperti itu, disitu ada bambu hijau itu lubang alam gaib," paparnya.

Baca Juga: Mahasiswi UM Syok Bukan Main, Lift Gerak Sendiri ke Lantai Paling Atas, Pintu Terbuka Langsung Gugup Ketakutan

Menurut Abah Yudi, lubang gaib yang sebutkannya sudah menjadi cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun.

"Kalau dilihat dari sisi itu, itu memang warisan dan legenda yang ada itu bisa aja kaitannya. Tapi kalau kita terlalu percaya ke situ berarti kita nggak yakin dengan rukun iman," paparnya.

Di sisi lain, kata dia, kecelakaan yang kerap terjadi di tikungan dekat Villa Soekarno ini memang berkaitan dengan kondisi medan jalan yang curam serta tikungan tajam.

"Kita tidak bisa dipungkiri apa yang sudah terjadi ya, tapi kaitannya dengan Villa Soekarno dulunya memang menyepi, merenung di situ, kedua bahwa tikungan itu juga kalau melihat fakta di lapangan memang terlalu curam, terlalu menekuk," terangnya.

Mengenai makhluk astral yang menjadi penunggu di tikungan tajam di Villa Soekarno, Abah Yudi hanya bisa mengatakan kalau sosok penunggu tersebut adalah orang tua.

"Menyangkut makhluk astral, setiap tempat pasti ada. Cuman disitu kalau melihat si ada beberapa makhluk, disinyalir ada yang baik dan ada yang tidak. Memang tempat itu dikelilingi oleh orang-orang tua di samping itu faktor curamnya itu," pungkasnya.

Misteri Masalembo

Sementara itu, melansir tribun-video.com, jika Anda mendengar nama Segitiga Bermuda, maka pasti yang terpikirkan adalah sebuah perairan paling berbahaya di dunia.

Lokasinya berada di Samudera Atlantik tepatnya di lepas Pantai Amerika Utara.

Namun, tahukah Anda mengenai cerita Segitiga Bermuda yang rupanya juga ada di Indonesia.

Dilansir Kompas.com pada Senin (10/7/2023), letak Segitiga Bermuda ini berada di Masalembo, sebuah perairan yang berada di tengah Laut Jawa, tepatnya di utara Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Baca Juga: Bisa Alami Kejadian Mistis hingga Muntah Darah Jika Tak Dituruti, Viral Ibu Hamil Ngidam Aneh ke Tempat Tidak Lazim

Julukan itu disematkan karena banyaknya kejadian kecelakaan kapal atau pesawat di perairan tersebut.

Contohnya tenggelamnya Kapal Tampomas II pada Selasa, 27 Januari 1981.

Dari ribuan penumpang, hanya ada beberapa yang berhasil selamat.

Sementara sisanya meninggal dunia dan ratusan penumpang belum diketahui nasibnya.

Kemudian pesawat Adam Air dengan nomor penerbangan 574 juga jatuh di Perairan Masalembo pada 1 Januari 2007.

Pesawat itu membawa 96 penumpang dan 6 orang awak pesawat yang semuanya dinyatakan meninggal dunia.

Warga yang tinggal di kepulauan Masalembu percaya bahwa perairan tersebut dikuasai oleh makhluk halus pada masa lalu.

Sehingga ketika melewati tempat tersebut, nenek moyang memerlukan sesajen dan sesembahan agar bisa selamat.

"Kalau itu dilanggar itu bisa memakan tumbal," kata warga bernama Albar dilansir dari laman sumenepkab.go.id.

Terlepas dari mitos tersebut, perairan Masalembo ternyata memiliki keunikan dari kacamata ilmiah.

Hal itu pernah diungkapkan dalam penelitian LIPI yang ditulis Adi Purwandana S.Si. M.Si. pada 2016.

Baca Juga: Pengacara Yosep Sayangkan Polisi Gunakan Keahlian Mistis Mbak Rara Pawang Hujan: Saya Tolak Sebagai Bukti!

Dalam penelitian tersebut dijelaskan adanya fenomena turbulensi di udara yang mengancam keselamatan penerbangan.

Fenomena tersebut dipicu oleh perairan Laut Jawa yang lebih cepat hangat dengan menghangatnya lapisan atmosfer di atasnya dibandingkan Laut Flores.

Kondisi tersebut mengakibatkan perbedaan tekanan udara karena tutupan awan sebagai dampak dari penguapan.

Perbedaan tekanan udara yang secara tiba-tiba inilah yang menghasilkan fenomena turbulensi pada pesawat.

Sementara terkait tenggelamnya kapal dipicu oleh pertemuan dua arus di wilayah segitiga Masalembo. (*)