Find Us On Social Media :

5 Jasad Keluarga yang Dibunuh di PPU Dikubur dalam Satu Liang Lahat, Tangis Warga Pecah di Pemakaman, Korban Dikenal Baik

Lima jenazah satu keluarga yang menjadi korban pembunuhan di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur tiba di rumah duka dan dimakamkan pada Selasa (6/2/2024) sore.

Usai melakukan pembunuhan, pelaku lantas pulang dan mengganti pakaiannya.

Setelah itu pelaku tiba-tiba mengajak kakaknya melapor ke Ketua RT jika terjadi pembunuhan di rumah sebelah mereka.

"Iya ini terungkap karena pelaku melapor ke RT bersama kakaknya, saat ke rumah Pak RT dia sudah mandi, ganti baju, dan parangnya sudah dicuci, hanya saja saat kami konfrontir pernyataannya tidak sesuai dan akhirnya mengakui perbuatannya," turut Kapolres.

Meski motifnya masih dalam pendalaman, namun atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 340 sub 338 sub 36 juncto 76C UU Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.

AKBP Supriyanto menjelaskan, terkait motif, masih terus pendalaman karena pelaku tidak jujur.

Selain motif dugaan pencurian, pelaku diduga emosi gegara helm yang dipinjam korban belum dikembalikan hingga persoalan asmara.

"Hingga saat ini dari analisa kami masih ada sejumlah kemungkinan motifnya. Yang sementara ini diakui oleh yang bersangkutan itu memang karena dendam, berawal seringnya cekcok karena masalah ayamlah, juga pihak korban anak pertama (R) ini pinjam helm 3 hari tidak dikembalikan," kata AKBP Supriyanto.

Selain itu, pelaku juga mengaku pernah berpacaran dengan anak pertama korban.

Pelaku pun diduga cemburu sebab anak pertama korban saat ini sudah memiliki pacar baru. Namun, pelaku membantahnya.

"Demikian informasi lain bahwa pelaku dan korban pernah berpacaran. Ternyata pihak korban punya pacar lain. Mungkin juga ada unsur itu. Ini masih kami dalami lagi (nanti) setelah pelaku ini stabil," ucapnya.

Baca Juga: Jasadnya Tinggal Tengkorak, Mayat Pelajar di Selokan Bandung Ternyata Korban Pembunuhan, Pelaku Sakit Hati Ibu Dihina

 (*)