Find Us On Social Media :

5 Jasad Keluarga yang Dibunuh di PPU Dikubur dalam Satu Liang Lahat, Tangis Warga Pecah di Pemakaman, Korban Dikenal Baik

Lima jenazah satu keluarga yang menjadi korban pembunuhan di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur tiba di rumah duka dan dimakamkan pada Selasa (6/2/2024) sore.

Gridhot.ID - Kasus pembunuhan satu keluarga di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, menghebohkan warga sekitar.

Tak hanya pembunuhan yang dilakukan secara sadis, tetapi pelakunya masih remaja bernama Junaedi alias J (18) seorang siswa kelas 3 SMK di PPU.

Ia melakukan aksi pembunuhan seorang diri dengan menggunakan parang pada Selasa (6/2/2024) dini hari.

Pelaku sendiri masih tetangga, tinggal tak jauh dari kediaman para korban.

Adapun sekeluarga yang tewas dibunuh ialah Waluyo (35) beserta istrinya, Sri Winarsih (34) dan tiga anaknya, masing-masing R (15), V (10) dan Z (2,5).

Kini, kelima jenazah yang menjadi korban pembunuhan sadis di PPU telah dimakamkan, Selasa (6/2/2024) sore.

Melansir dari TribunnewsBogor.com, lima jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 16.55 dengan diantar lima ambulans.

"Innalillahi wa inna ilaihi raajiun...", "Ya Allah...", "La Ilaha Illallah...", "Allahu Akbar..".

Begitulah lafaz yang terlontar dari mulut warga RT 18, Sekunder 8, Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur saat menyaksikan kedatangan kelima jenazah.

Dari rekaman video yang dibagikan warga, tampak jenazah diturunkan dari ambulans satu per satu, dibawa oleh polisi dan keluarga korban ke dalam rumah.

Sementara di halaman rumah, tampak ratusan pelayat menyaksikan momen tersebut.

Baca Juga: Terkuak Skenario Pembunuhan Waria di Kuningan, Pelaku Ikut Gotong Jenazah dan Bikin Surat Wasiat Palsu, Diduga Karena Cemburu

Di antara pelayat terdengar isak tangis.

Haji Sayid, salah seorang tetangga korban, mengabarkan bahwa kelima jenazah dibawa ke rumah duka kediaman milik Suwito, ayah dari Waluyo (Kepala Keluarga yang menjadi korban).

Jenazah kemudian disalatkan di Masjid Assidiq, Desa Babulu Laut.

Lima jenazah dijejer di shaf depan masjid untuk disalatkan.

Sore itu juga, usai disalatkan, jenazah korban langsung dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Babulu Laut.

Lima jenazah itu, kata Haji Sayid, dimakamkan berdampingan dalam satu liang lahat.

"Saat pemakaman hampir ribuan orang datang menghadiri, termasuk saat jenazah tiba di rumah duka," kata Haji Sayid.

Menurut Haji Sayid, banyaknya pelayat yang datang karena keluarga korban ini memang dikenal orang baik.

"Korban ini memang dikenal oleh tetangga adalah warga yang baik dan menjadi jemaah Masjid Assidiq di RT 18 Desa Babulu Laut," katanya.

Semenatra Haji Sayid mengaku terakhir kali bertemu korban (ayah) saat berangkat ke sawah, Senin (5/6/2024) kemarin.

Motif pembunuhan

Baca Juga: Tagih Utang Rp 2 Juta, Rentenir di Majalengka Dibunuh Nasabahnya, Pelaku Murka Dimintai Jaminan Sertifikat Tanah

Dikutip dari Tribun-Medan.com, Kapolres AKBP Supriyanto membeberkan motif tersangka Junaedi melakukan aksi pembunuhan.

Kata Kapolres, pengakuan tersangka ketika itu dalam pengaruh minuman keras (miras).

Kemudian, tersangka mendatangi rumah korban untuk mencuri.

"Motif sementara ini korban dalam kondisi setengah mabuk dan berniat mencuri di rumah korban lalu ketahuan oleh korban Waluyo," kata AKBP Supriyanto.

Karena ketahuan, Junaedi lantas langsung menyabetkan parang yang dibawa dari rumah terhadap korban Waluyo.

Akibat sabetan parang itu, Waluyo mengalami luka parah di bagian kepala hingga meninggal.

Lalu, pelaku menghabisi istri dan anak-anak Waluyo.

"Jadi dia habisi ayahnya dulu di dekat pintu, kemudian ibunya, lalu adiknya. Korban anak pertama (terakhir dibunuh) iya, itu di kamar sebelah," terangnya.

Setelah semua korban meninggal dunia, tersangka lalu menyetubuhi ibu yakni SW dan anak pertamanya yakni R.

Korban perempuan ini memang saat ditemukan dalam keadaan tidak mengenakan pakaian.

Tersangka juga tidak langsung pergi setelah itu, tetapi ia sempat mengambil 3 unit handphone milik korbandan uang tunai sebesar Rp 300 ribu.

Baca Juga: Buang Jasad Istri di Embung, Suami Pembunuh di Lombok Skenariokan Korban Dirampok, Beri Keterangan Palsu Ini ke Polisi

"Dari keterangan pelaku, setelah melakukan pembunuhan, ia melakukan pemerkosaan terhadap ibu dan anak yang dewasa setelah itu ditinggalkan," sambungnya.

Usai melakukan pembunuhan, pelaku lantas pulang dan mengganti pakaiannya.

Setelah itu pelaku tiba-tiba mengajak kakaknya melapor ke Ketua RT jika terjadi pembunuhan di rumah sebelah mereka.

"Iya ini terungkap karena pelaku melapor ke RT bersama kakaknya, saat ke rumah Pak RT dia sudah mandi, ganti baju, dan parangnya sudah dicuci, hanya saja saat kami konfrontir pernyataannya tidak sesuai dan akhirnya mengakui perbuatannya," turut Kapolres.

Meski motifnya masih dalam pendalaman, namun atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 340 sub 338 sub 36 juncto 76C UU Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.

AKBP Supriyanto menjelaskan, terkait motif, masih terus pendalaman karena pelaku tidak jujur.

Selain motif dugaan pencurian, pelaku diduga emosi gegara helm yang dipinjam korban belum dikembalikan hingga persoalan asmara.

"Hingga saat ini dari analisa kami masih ada sejumlah kemungkinan motifnya. Yang sementara ini diakui oleh yang bersangkutan itu memang karena dendam, berawal seringnya cekcok karena masalah ayamlah, juga pihak korban anak pertama (R) ini pinjam helm 3 hari tidak dikembalikan," kata AKBP Supriyanto.

Selain itu, pelaku juga mengaku pernah berpacaran dengan anak pertama korban.

Pelaku pun diduga cemburu sebab anak pertama korban saat ini sudah memiliki pacar baru. Namun, pelaku membantahnya.

"Demikian informasi lain bahwa pelaku dan korban pernah berpacaran. Ternyata pihak korban punya pacar lain. Mungkin juga ada unsur itu. Ini masih kami dalami lagi (nanti) setelah pelaku ini stabil," ucapnya.

Baca Juga: Jasadnya Tinggal Tengkorak, Mayat Pelajar di Selokan Bandung Ternyata Korban Pembunuhan, Pelaku Sakit Hati Ibu Dihina

 (*)