Find Us On Social Media :

Demi Duit Rp1 Juta, Pria Korban Pembunuhan di Hotel Puncak Ditinggalkan dalam Kondisi Terikat Hingga Tewas Gara-gara Lakukan Hal Ini ke Pelaku

Pelaku pembunuhan di hotel Puncak

Gridhot.ID - Kasus pembunuhan mayat di hotel Puncak, Cianjur, Jawa Barat akhirnya sudah terungkap.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, korban yang merupakan pria berusia 32 tahun dan berasal dari Bandar Lampung ternyata tewas akibat kelalaian teman kencannya.

Pelaku ditangkap dan langsung mengaku kalau dirinya melakukan praktik perilaku erotis bondage, dominance, sadism, masochism (BDSM).

Berdasarkan keterangan kepolisian, pelaku mengaku sudah melakukan aksi hubungan badan menyimpang tersebut sebanyak 10 kali.

Pelaku merupakan YD yang ternyata masih berusia 24 tahun.

Pelaku sendiri juga diringkus polisi di rumahnya di daerah Gadog, Kecamatan Pacet, Cianjur.

Penangkapan dilakukan pada Rabu, 21 Februari 2024 pagi.

Pihak kepolisian kemudian menjelaskan tentang kronologi dari pembunuhan yang berawal dari hubungan menyimpang tersebut.

Dikutip Gridhot dari Tribun Jakarta, Kasat Reskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto menjelaskan, korban dan pelaku pertama kali melalui media sosial Facebook.

Di akun Facebook pelaku memposting ajakan untuk melakukan seks menyimpang.

"Dalam postinganya di media sosial milik pelaku tertulis 'Cari yang suka BDSM bondage daerah Cipanas, Cianjur, Bogor, Kuy lah gw Slave'," kata Tono pada wartawan, Jumat (23/2/2024).

Baca Juga: Teka-teki Mayat Pria di Hotel Kawasan Puncak, Tubuh Terbungkus Kain Hitam Tangan Pegang Gunting, Ada Pesan di Sprei Kasur

Korban tertarik dengan postingan tersebut langsung mengirimkan pesan kepada pelaku.

"Akhirnya pelaku dan korban sepakat untuk bertemu di kawasan Cipanas, Puncak," ucapnya.

Dijelaskan Tono, ada kesepakatan antara korban dan pelaku di dalam komunikasi tersebut.

Katanya, jika korban bisa memuaskan pelaku bakal diberi upah Rp 1 juta.

Namun jika tidak, korban harus membayar pelaku Rp 1 juta.

"Setelah disepakati pelaku meminta korbannya untuk menyiapkan peralatannya sepert lakban, pakaian zentai, juga alat-alat lainnya dan mengirimkan perlengkapan tersebut pada pelaku," ucapnya.

Ia mengatakan, saat melakukan kegiatan seks dengan kondisi korban sudah terbungkus kain hitam dan diikat lakban di bagian leher, korban malah kencing hingga mengenai pelaku dan membuat pelaku marah.

"Karena marah pelaku pergi meninggalkan kamar itu,"

"Ketika sudah pergi, korban ini sudah dalam keadaan terikat termasuk di bagian wajah," ucapnya.

Tono mengatakan, pada esok harinya pelaku menghubungi resepsionis hotel dan menyampaikan ada yang membutuhkan bantuan di kamar yang ditempati korban.

"Saat itulah korban ditemukan tak bernyawa di kamarnya oleh pagawai hotel dalam keadaan terbungkus kain hitam, dan terlilit lakban," ucapnya.

(*)