Polisi kemudian menyelidiki kasus kematian AZA.
Bantah karena utang
Lina membenarkan bahwa DZ mempunyai utang senilai Rp 300.000.
Tetapi, dia memastikan tidak pernah menagih secara kasar terhadap pelaku.
"Saya enggak pernah tuh menagih kasar sama dia. Kalau tagih, ya wajar, tagih saja. Tapi, saya enggak pernah tagih kasar sama dia, enggak pernah ngomong kata-kata kasar," ucap Lina.
Secara hubungan emosional, Lina yang bekerja sebagai sopir ojek online itu memastikan bahwa ia baik-baik saja dengan DZ.
Sedangkan, AZA kebetulan sedang sendiri di rumah dan tengah belajar.
AZA lalu mendapati pelaku mengambil ponsel miliknya.
Lina mengetahui hal ini dari penyidik Polsek Tanjung Priok.
"Ini pengakuan di saat si pelaku sudah tertangkap. Saya juga dapat dari pihak kepolisian, makanya saya bisa ungkapkan ini. Dia (pelaku) bilang, anak saya lagi belajar, diambil handphone-nya, ketahuan sama anak saya," kata Lina saat ditemui Kompas.com di TKP, Selasa (27/2/2024).
"Saat itu sih sebenarnya pelaku enggak ada niat (membunuh), menurut saya, enggak ada niat. Dia datang mau bilang, bahwa dia memang enggak bisa bayar," ujar Lina.