Find Us On Social Media :

Rekaman CCTV Apotek Kimia Farma Samarinda Terbongkar, Eks Guru yang Tewas di Gudang Obat Sempat Diarahkan Karyawan

Polisi memperlihatkan denah apotek Kimia Farma Samarinda tempat mayat BMJ ditemukan

Para karyawan yang melihat lantas menghadang dan menanyakan ke mana tujuannya.

Kala itu, Berta Mimi tidak menjawab dan hanya memperlihatkan bungkusan yang dibawa.

Melihat itu, petugas apotek mengira dia hendak membuang sampah yang kemudian diarahkan ke area belakang apotek.

Karena apotek sedang ramai, para saksi tidak lagi memperhatikan apakah ibu tersebut telah keluar ataupun belum.

"Cuma bungkusan yang sebelumnya dibawa ditemukan di area mushola tapi tidak lagi melihat ibu ini," beber Kombes Pol Ary Fadli, Rabu (20/3/2024).

Kemudian, Ary Fadli menunjukan sketsa bangunan apotek.

Pada area belakang terdapat sebuah taman dan beberapa bangunan terpisah dari apotek, terdiri dari mushola serta gudang penyimpanan barang ataupun obat-obatan kedaluwarsa.

Jasad Bertha Mimi sendiri ditemukan di dalam gudang yang memang sangat jarang dikunjungi, kecuali ada barang atau obat-obatan yang hendak disisihkan.

"Pintunya (gudang) tidak terkunci. Saat ditemukan jasad korban mengganjal pintu," bebernya.

Dari kondisi jasad, almarhumah telah meninggal dunia selama 5 hari atau sekitar tanggal 14 Februari sebelum ditemukan pada 18 Februari 2024.

Saat olah TKP polisi menemukan ponsel, dompet berisi identitas dan uang senilai Rp 110 ribu milik almarhumah.

Baca Juga: Pilunya Kondisi Jasad Indriana, Dibiarkan 4 Hari di Mobil dan Tersangkut di Pohon Saat Dibuang, Devara Putri: Saya Minta Maaf

Ia mengatakan, masih melakukan pendalaman saat disinggung mengenai dengan siapa almarhum terakhir berkomunikasi sejak masuk ke apotek Kimia Farma hingga akhirnya ponsel kehabisan daya.

Tidak hanya itu pihaknya juga telah mengambil rekaman CCTV apotek sejak H+1 setelah jasad korban ditemukan.

"CCTV itu juga sudah dibawa ke Labfor Surabaya untuk dianalisa agar tidak ada rekayasa pada CCTV (apotek) tersebut," jelasnya.

Saat ini pihaknya masih mengumpulkan berbagai informasi, bukti dan petunjuk untuk mencari fakta sebelum digelarkan dan merilis kronologis sebenar-benarnya.

(*)