GridHot.ID - Proses pengungkapan identitas mayat wanita terbungkus seprai yang ditemukan di hutan Rejoso Nganjuk pada Senin (25/3/2024) masih menemui jalan buntu.
Hingga Senin (1/4/2024), identitas mayat tersebut masih belum diketahui.
Selain karena kondisi wajah yang sukar dikenali, sulitnya menguak identitas korban juga karena kedua telapak tangannya terpotong.
Belum lagi tidak adanya satu pun kartu identitas korban di lokasi penemuan.
Kendati begitu, segala upaya terus dilakukan Satreskrim Polres Nganjuk untuk menyingkap identitas korban.
Bahkan, netizen secara sukarela tergerak membantu polisi menguak identitas korban yang diduga menjadi korban pembunuhan itu
Melansir TribunJatim.com, Kapolres Nganjuk, AKBP Muhammad mengatakan, upaya yang dilakukan oleh pihaknya bersurat ke Polres jajaran se-Jatim.
Surat itu berisi ciri-ciri dan hasil autopsi korban.
"Surat kami sebar luaskan ke Polres jajaran se-Jatim. Anggota di lapangan pun berupaya melakukan penyelidikan secara maksimal guna mengungkap identitas korban sekaligus meringkus pelaku," katanya saat rilis perkembangan penemuan jasad perempuan, itu, Sabtu (30/3/2024).
"Informasi sekecil apapun mengenai identitas korban akan kami tindak lanjuti," lanjutnya.
AKBP Muhammad tak memungkiri bahwa bantuan netizen sangat membantu penyebaran informasi mengenai ciri-ciri korban.
Ciri-ciri dan sketsa wajah korban buatan netizen menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) tampak diunggah di media sosial.
Harapannya, informasi ini bisa sampai kepada keluarga korban.
"Kami secara resmi tidak mengeluarkan sketsa wajah korban. Karena kondisi wajah korban tak bisa dikenali. Ini bisa membiaskan," ucapnya.
"Sketsa itu muncul mungkin ada banyak masyarakat yang antusias membantu mengungkap identitas. Sketsa dibuat menggunakan teknologi AI mengandalkan ciri-ciri yang ada," tambahnya.
AKBP Muhammad menyebut, ada lima keluarga yang sempat melakukan konfirmasi ke Polres Nganjuk.
Lima keluarga itu melakukan konfirmasi, karena menduga ada kemiripan ciri-ciri anggota keluarganya setelah mendapatkan informasi yang tersiar di pemberitaan dan unggahan netizen.
Akan tetapi, belum ada titik terang mengenai identitas korban.
"Memang beberapa dari mereka yang melaporkan, ada anggota keluarganya yang hilang sepekan sampai dua pekan. Namun, sangkaan itu terpatahkan. Setelah kami telusuri dan cek, anggota keluarga yang disangka hilang mengabarkan jika dalam kondisi baik-baik saja melalui sambungan telepon," terangnya.
Ia pun mengimbau jika ada masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga dengan ciri-ciri sama, bisa konfirmasi ke Polres Nganjuk, dan Polres jajaran di Jatim atau wilayah lain.
Pihaknya juga memastikan akan melindungi identitas pemberi informasi, serta menjaga kerahasiaan segala informasi yang diberikan terkait kasus ini.
"Atau dipersilakan menghubungi nomor darurat 110 dan maupun di Wayahe Lapor Kapolres (WLK) 081331342003," jelasnya.
Melansir Kompas.com, AKBP Muhammad sempat mengungkapkan penyebab korban meninggal dunia.
Berdasarkan hasil visum et repertum serta autopsi yang dikeluarkan pihak Rumah Sakit (RS) Bhanyangkara Nganjuk, AKBP Muhammad menyebut korban tewas akibat benturan benda tumpul di kepala.
"Selain itu, hasil otopsi juga menyebutkan luka di kepala tersebut terindikasi dilakukan berulang-ulang," jelas AKBP Muhammad kepada wartawan di Mapolres Nganjuk, Sabtu (30/3/2024).
AKBP Muhammad menambahkan, terkait kedua telapak tangan korban yang dimutilasi, diduga dilakukan pelaku saat korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.
"Tangan korban dipotong sudah dalam keadaan meninggal dunia," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, sosok mayat wanita tanpa identitas dengan muka yang tak bisa dikenali ditemukan di di kawasan hutan petak 117 RPH Tamanan, BKPH Tamanan, Dusun Kedungpingit, Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, pada Senin (25/3/2024) sekitar pukul 08.00 WIB.
Mayat wanita itu ditemukan dalam kondisi terbungkus seprai. Tak ada busana yang melekat pada mayat tersebut.
Kemudian, telapak tangan korban dalam kondisi terpotong diduga dimutilasi.
Sementara itu, barang bukti yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) antara lain bantal guling motif bunga kombinasi warna biru, kuning, dan putih.
(*)