Find Us On Social Media :

Tunjukkan Gelagat Aneh Sejak Pulang dari Taiwan, Ayah di Tulungagung Nekat Cekik dan Bekap Anak yang Masih 3 Tahun hingga Tewas

Unit INAFIS Satreskrim Polres Tulungagung melakukan olah TKP kasus balita dicekik bapaknya hingga tewas.

GridHot.ID - Seorang ayah di Tulungagung, Jawa Timur, nekat menghabisi nyawa anaknya yang masih balita.

Pelaku mencekik dan membungkam korban hingga menghembuskan nafas terakhirnya.

Pelaku disebut-sebut mulai menunjukkan gelagat aneh sejak pulang dari Taiwan.

Dilansir dari antaranews.com, Kepolisian Resor (Polres) Tulungagung, Jawa Timur, menahan seorang pria tua diduga mengalami depresi telah membunuh anak kandungnya yang masih balita umur tiga tahun.

Kapolsek Rejotangan, AKP Kasiyanto di Tulungagung, Senin, orang tua bernama Rendra Abi Prasetyo (29) itu membunuh anaknya dengan cara mencekik dan membekap mulut dan hidung korban hingga meregang nyawa di rumahnya di Desa Blimbing, Kecamatan Rejotangan.

“Tersangka diamankan tanpa perlawanan dan kini ditahan di Mapolsek Rejotangan untuk menjalani proses penyidikan atas tindak pidana pembunuhan yang dilakukannya," ujar Kasiyanto.

Menurut dia, Rendra yang juga mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) diduga depresi muncul dari pengakuan saksi keluarga.

Dia mengatakan pihaknya kepolisian masih mendatangkan saksi ahli psikolog atau dokter jiwa untuk memeriksa kejiwaan pelaku/tersangka.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, kata dia, tersangka yang baru 10 hari pulang dari Taiwan diduga mengalami gangguan depresi.

"Gangguan depresi ini pula yang menyebabkan tersangka dipulangkan ke Indonesia. Rendra dilaporkan beberapa kali melakukan kejadian keonaran di Taiwan," ujarnya.

Menurut dia, tersangka sudah mengalami depresi sejak ke luar negeri, dan rupanya atas depresi tersebut berakibat hingga merenggut nyawa buah hatinya.

Baca Juga: Mengigau Saat Tidur, Ini Ucapan Terakhir Istri di Minahasa Selatan yang Tewas Dihabisi Suami di Ranjang, Kondisi Anak-anaknya Memilukan

Peristiwa pembunuhan itu diperkirakan terjadi pada Minggu (12/5/2024) malam, sekitar pukul 20.00 WIB saat bermain dengan tersangka atau pelaku di dalam rumah.

Sedangkan istri dan keluarga lainnya berada di depan rumah. Tanpa diketahui oleh keluarga, tersangka lalu mencekik dan membungkam korban hingga menghembuskan nafas terakhirnya.

"Sesuai keterangan saksi (istri dan kakek) korban dicekik dan kemudian, dibungkam pakai bantal, cekikan itu yang membuat korban meninggal dunia," paparnya.

Usai melakukan pencekikan itu, korban sempat keluar rumah dan merokok. Melihat tersangka keluar rumah tanpa anak semata wayangnya, keluarga curiga dan memeriksa keadaan di dalam rumah.

"Aksi kemudian mengecek ke dalam rumah dan dikagetkan dengan kondisi korban yang sudah membiru serta tidak bernafas. Korban ditemukan tergeletak di kursi sofa dalam ruang tengah," ujarnya.

Atas peristiwa saat itu keluarga korban lalu melaporkan kejadian itu ke perangkat desa setempat, dan berharap ada keajaiban, korban lalu dilarikan ke fasilitas medis terdekat.

Namun usai dilakukan pemeriksaan, pihak medis menyatakan bahwa korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.

"Pihak medis menyatakan korban sudah tak bernyawa. Usai dinyatakan meninggal dunia, jenazah korban selanjutnya dibawa kembali ke rumah duka," ujarnya.

Melansir tribun-medan.com, inilah sosok Rendra Abi Prasetyo atau RAP.

Mantan TKI itu menghabisi nyawa anaknya yang masih berusia 3 tahun.

RAP disebut-sebut mulai aneh sejak pulang dari Taiwan.

Baca Juga: Ada Benda Semacam Jimat Melilit Perut Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang, Terduga Pelaku Pembunuhan Ditangkap, Ini Pekerjaannya

Peristiwa seorang ayah membunuh anak kandungnya sendiri hingga tewas menggegerkan warga Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Menurut kabar yang beredar, pelaku tersebut tega membunuh anaknya itu diduga depresi setelah pulang dari Taiwan.

Diketahui mulanya pelaku seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bekerja di Taiwan.

Adapun peristiwa mengenaskan ayah membunuh anaknya hingga tewas itu terjadi pada Minggu, 12 Mei 2024.

Mirisnya ternyata korban masih berusia 3 tahun berinisial MAK.

Sedangkan pelaku atau ayah korban tersebut berinisial RAP (29).

RAP (29), ayah yang tega membunuh anak kandungnya, MAK (3) di Desa Blimbing, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Balita berusia 3 tahun itu tewas setelah dicekik RAP, yang sebelumnya bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di Taiwan.

Kejadian memilukan itu berlangsung pada Minggu (12/5/2024) malam.

Saat itu, RAP meminta seluruh keluarganya ke luar rumah.

Saat itu, keluarga tidak mengira atau curiga RAP bakal melakukan kekerasan fisik terhadap anak kandungnya.

Baca Juga: Remaja di Garut Lihat Sendiri Ibunya Tergeletak Dihabisi, Terungkap Detik-detik IRT Cikajang Dihabisi Pencuri: Tolong, Mamah Dibunuh

Setelah keluarganya ke luar rumah, RAP lalu bermain bersama MAK dan menggendongnya.

"Saat itu tidak ada yang curiga, semua juga keluar dari dalam rumah," ujar Kapolsek Rejotangan, AKP Kasiyanto, Senin (13/5/2024) dini.hari, setelah olah TKP dikutip tribun-medan.com dari TribunJabar.com

Pukul 20.30 WIB, AJ (23), ibu korban curiga saat mendapati anaknya tak sadarkan diri telentang di atas sofa di ruang tengah.

Kondisi tubuh MAK juga membiru, seperti di bagian kakinya.

Keluarga kemudian membawa MAK ke Puskemas Rejotangan, namun nyawanya tak terselamatkan.

"Sesampai di Puskesmas sempat dilakukan pemeriksaan. Pihak Puskesmas menyatakan, korban sudah meninggal dunia," sambung Kasiyanto.

Setelah memeriksa kondisi jenazah, polisi menduga MAK meninggal karena dicekik.

Polisi juga menemukan ceceran air seni MAK di sofa panjang tempatnya tergeletak.

Dugaan ini dikuatkan saksi yang sempat melihat RAP menindih tubuh MAK.

"Dugaan kami, korban dicekik sambil ditindih oleh terduga pelaku. Ada bantal juga sebagai alat bantu," ungkap Kasiyanto.

Jenazah MAK dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal (IKF) RSUD dr Iskak Tulungagung.

Baca Juga: Tewas Setengah Telanjang di Lemari Kos, Bocor Kronologi Wanita di Cirebon Dihabisi Teman Kencan, Pelaku Dibikin Emosi Gara-gara Komitmen Korban Ini

Polisi mengamankan sebuah sofa dan bantal sebagai barang bukti.

Sementara RAP diamankan di Mapolsek Rejotangan.

"Terduga pelaku tidak melakukan perlawanan. Secara baik-baik kami amankan," pungkas Kasiyanto.

Mengapa RAP tega menghabisi anaknya?

Diduga RAP melakukan kekerasan terhadap anak kandungnya karena depresi.

Menurut penuturan para kerabat, RAP dipulangkan dari Taiwan padan 1 Mei 2024, setelah bekerja kurang dari 1 tahun karena gejala gangguan kejiwaan.

Selama di ruang tahanan, RAP meracau tak karuan.

Saat ditanya, jawabannya seperti orang yang sedang halusinasi.

UPPA Satreskrim Polres Tulungagung juga berencana membawa RAP ke psikolog.

Pelibatan psikolog disebabkan RAP ditengarai dalam kondisi gangguan kejiwaan.

"Penyidik akan memastikan, apakah terduga pelaku ini sehat secara kejiwaan atau tidak," sambung Mujiatno.

Baca Juga: Wanita Muda yang Tewas Meringkuk di Lemari Kamar Kos Hebohkan Warga Cirebon, Kondisi Setengah Telanjang, Saksi Kuatkan Hal Ini

Sebelumnya RAP duduk tenang di dalam ruang tahanan Polsek Rejotangan.

Saat diajak bicara, RAP ngomong ngelantur dan tidak nyambung.

Dia mengaku bisa berkomunikasi dengan MAK lewat hubungan batin.

"Saya perintahkan dia hanya lewat batin, dia sudah jalan," katanya.

Di bagian lain, Dokter Forensik dari RS Bhayangkara Kediri, dr Tutik Purwati telah tiba di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal (IKF) RSUD dr Iskak Tulungagung untuk mengautopsi jasad MAK.

Turut serta dalam proses autopsi ini, anggota Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polres Tulungagung.

Proses autopsi ini untuk memastikan penyebab kematian korban.

"Sesuai prosedur, kami lakukan autopsi untuk mengungkap penyebab kematiannya. Apakah benar karena kekurangan oksigen atau ada penyebab lain," ujar Kasi Humas Polres Tulungagung, Iptu Mujiatno.(*)