Find Us On Social Media :

Kronologi Lengkap Santri 13 Tahun Tusuk Kepala dan Dada Ustazah Hingga Tewas di Palangkaraya, Polisi: Seperti Kerasukan!

Ilustrasi pembunuhan

Gridhot.ID - Geger santri berusia 13 tahun bunuh seorang ustazah di sebuah pondok pesantren (Ponpes) di Palangkaraya.

Dikutip Gridhot dari Banjarmasin Post, sang santri dengan tega membunuh ustaza dengan berbagai tusukan ke bagian kepala dan dada.

Sang santri melakukan pembunuhan kepada ustazah tersebut pada Selasa, 14 Mei 2024 malam.

Pihak kepolisian kini sedang memeriksa seluruh saksi dan melakukan penyelisikan mendalam.

Sementara korban diketahui sudah dimakamkan di TPU Jalan Tjilik Riwut KM 12 Palangkaraya.

Berdasarkan laporan sementara, pelaku melakukan aksi keji tersebut karena sudah terlanjur dendam sejak lama.

"Pelaku merasa seperti kerasukan dan tidak sadar lagi karena dendam lama," ujar Kapolresta Palangkaraya Kombes Pol Budi Santosa, melalui Kasatreskrim Kompol Ronny M Nababan.

Namun, Ronny mengatakan, dugaan tersebut masih belum dipastikan karena masih dalam penyelidikan. "Semau saksi masih kami periksa, keterangannya masih belum lengkap," kata Ronny.

Pihak kepolisian kemudian membongkar kronologi lengkap dari kasus mengerikan ini.

DIkutip Gridhot dari Tribunnews, Kapolresta Palangkaraya Kombes Pol Budi Santosa mengungkapkan, sebelum kejadian pelaku sedang tidur di Masjid As-Salam yang berada di lingkungan pesantren.

Lalu, sekira pukul 23.00 WIB pelaku bangun dari tidur dan langsung menuju kediaman pelaku yang juga berada di lingkungan pesantren.

Baca Juga: Sosok Egi Apunk yang Viral, Ngaku Bakal Serahkan Diri ke Polisi Terkait Kasus Vina Cirebon: Maafkan...

"Pelaku masuk ke dalam rumah korban melalui jendela yang tidak terkunci kemudian mengambil pisau yang berada di dapur," ucap Budi, Rabu (15/5/2024).

Pelaku kemudian mendatangi korban yang sedang tidur di dalam kamarnya dan langsung menusuk wajah dan dada korban.

"Pelaku melakukan penusukan di bagian kepala korban sebanyak delapan tusukan dan di dada sebanyak satu tusukan," lanjut Budi.

Tak hanya melakukan penusukan, pelaku juga sempat memukul mata kanan korban.

Mendengar teriakan minta tolong dari korban seorang guru di pesantren tersebut bergegas mendatangi lokasi kejadian dan menemukan korban sudah bersimbah darah.

"Mendapati kejadian tersebut pengurus pesantren, kemudian bergegas membawa korban ke RS Bentang Pambelum untuk dilakukan pertolongan medis," jelas Budi.

Walau sempat menerima perawatan medis nyawa ustazah malang tersebut tak tertolong.

"Korban kemudian dibawa ke RSUD Dorys Silvanus untuk dilakukan visum et repertum dan hasilnya korban tewas karena pendarahan hebat," kata Budi.

Menurut keterangan, dari pihak kepolisian korban mengaku kesurupan dan tak sadar telah melakukan kekerasan hingga membuat gurunya sendiri tewas.

(*)