Gridhot.ID - Jika ada istilah harta duniawi tak menjamin kebahagiaan, kelihatannya itu memang benar adanya.
Seperti kisah seorang putri kerajaan asal Dubai, Uni Emirat Arab.
Putri bernama Sheikha Latifa Mohammed Al Maktoum (32) ini mengaku tak kuat hidup di 'Penjara Emas' ia ingin kebebasan.
Dikutip dari Kompas.com, Kamis (6/12) Sheikha ialah salah satu dari 30 anak di kerajaan Dubai.
Sheikha merupakan anak dari Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Wakil Presiden dan Perdana Menteri Uni Emirat Arab (UEA).
Diketahui Sheikha minggat dari istana kerajaan Dubai pada Maret lalu.
Sheikha kabur dan bersembunyi di sebuah kapal pesiar bernama Nostromo di lepas pantai Goa, India.
Namun petugas keamanan India berhasil menemukan Sheikha dan menangkapnya.
Baca Juga : Kronologi Diringkusnya 2 Harimau yang Lepas di Bonbin Semarang, Petugas Sampai Kelimpungan Menangkapnya
Sheikha kemudian dibawa kembali ke Dubai.
Ada lagi seorang mantan agen rahasia Perancis dan tiga anggota awak kapal pesiar ditangkap karena terbukti membantu menyembunyikan sang putri.
Mengetahui kejadian ini, Amnesty International memaksa UEA agar menghormati hak Putri Sheikha untuk bepergian keluar negeri.
Kejadian ini akan dibahas pada rapat PBB di Geneva pekan depan.
Baca Juga : Korowai, Suku di Papua Barat yang Doyan Makan Daging Manusia
"Hari ini menandai enam bulan sejak Sheikha Latifa dan lima orang lainnya ditahan di laut oleh pasukan keamanan India dan UEA, sementara kapal yang mereka tumpangi disita," kata juru bicara Amnesty International.
"Sheikha Latifa ditahan secara tidak sengaja di sebuah lokasi yang dirahasiakan oleh UEA," imbuhnya.
Amnesty Internasional menganggap kejadian ini sebagai pelanggaran HAM yang dilakukan India dan UEA.
Sebelumnya, Sheikha sempat memrilis sebuah video.
Dalam konten tersebut, Sheikha mengaku tak betah hidup bergelimang harta namun tidak mendapat perhatian keluarga.
Pada usia 16 tahun Sheikha juga pernah mencoba kabur.
Namun ia tertangkap dan dijebloskan ke penjara, dipukul, disiksa dan diperlakukan tak semestinya sebagai seorang putri kerajaan.
Ayahnya juga sangat membatasi gerak-gerak sang putri, dimanapun kapanpun. (*)