“Perlu juga kami gambarkan bahwa lokasi pembantaian di bukit puncak Kabo adalah kawasan hutan yang terletak sekitar 4-5 km dari pinggir kampung terdekat.
Jadi bila ternyata ada laporan telah jatuh korban akibat kontak tembak tersebut maka dapat dianalisa bahwa korbannya bukan warga sipil murni tapi mungkin saja mereka adalah bagian pelaku yang telah melaksanakan pembantaian,” ucap Aidi.
“Mereka mengklaim bahwa mereka telah menentukan zona tempur di kawasan Habema sampai dengan Mbua.
Walaupun itu hanya klaim sepihak karena tidak pernah ada perjanjian antara TNI dan KKSB tentang zona tempur tersebut,” kata dia lagi.
Aidi menegaskan, pernyataan tentang jatuhnya korban sipil, serangan bom dan istilah zona tempur hanyalah upaya propaganda pihak KKSB untuk berusaha menggiring opini publik.
Dia tak habis pikir dengan upaya propaganda itu setelah KKSB membunuh para pekerja secara sadis.
Baca Juga : Tragedi Pembantaian 31 Pekerja di Nduga, Media Asing Ikut Soroti Aksi Brutal KKB di Papua
"Ini adalah sikap pengecut dan tidak punya harga diri, sangat hina di mata Tuhan dan di mata kita semua yang hanya berani kepada warga sipil yang tidak berdaya.
Saat TNI bertindak mereka langsung koar-koar melolong bagaikan anjing kejepit minta perhatian kepada publik seolah-olah mereka para KKSB yang teraniaya,” tukas Aidi.(*)
Source | : | Kompas.com,Facebook |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar