Menurut seorang Profesor pendidikan kesehatan di Central Washington University, Andrew Jenkins, Bahkan jika tidak mengalami kecelakaan dan mati, praktik Asfiksia Autoerotic menyebabkan kerusakan otak permanen dari waktu ke waktu.
"Ini, paling tidak, merusak, dan pada yang terburuk, benar-benar mematikan," katanya.
Secara historis, praktek Asfiksia Autoerotic telah didokumentasikan sejak awal abad ke-17.
Baca Juga : Cukup dengan 3 Gerakan Yoga Super Ampuh Ini, Lisa Riley Berhasil Turunkan Berat Badan Hingga 76 Kg
Hal ini pertama kali digunakan sebagai pengobatan untuk disfungsi ereksi.
Ide untuk ini kemungkinan besar berasal dari hasil pengamatan pada orang-orang yang dieksekusi mati dengan cara digantung.
Para pengamat mencatat bahwa korban laki-laki yang dieksekusi dengan digantung mengalami ereksi.
Bahkan terkadang korban eksekusi mati masih mengalami ereksi setelah kematian, dan kadang-kadang mengalami ejakulasi ketika sedang digantung.(*)
Source | : | Medicinenet.com |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar