Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Chaupadi, Tradisi Mengasingkan Wanita yang Sedang Menstruasi di Nepal

None - Rabu, 19 Desember 2018 | 20:05
Uma (14), salah satu remaja yang diasingkan dan harus tidur di gubuk karena sednag menstruasi.
Poulomi Basu

Uma (14), salah satu remaja yang diasingkan dan harus tidur di gubuk karena sednag menstruasi.

Gridhot.ID - Paulomi Basu, fotografer asal India berniat membantu mengakhiri tradisi Chaupadi yang sudah berakar kuat di wilayah pedesaan di Nepal lewat serial fotonya yang bertajuk A Ritual of Exile.

Tradisi chaupadi mendorong para perempuan yang sedang mengalami menstruasi hidup terisolasi dan disiksa dengan alasan adat dan agama.

Foto-foto yang diambil Basu menggambarkan situasi ekstrem di mana para perempuan itu harus mampu bertahan setiap bulannya dalam sebuah tempat yang tak layak.

Baca Juga : Lagi, Pernikahan Dini Terjadi pada Anak Laki-laki Berusia 9 Tahun dengan Anak Perempuan Berusia 14 Tahun, Berawal dari Cinta Lokasi di Waterboom

Saat menstruasi, perempuan dianggap kotor dan dikhawatirkan akan memberi bencana pada manusia, lahan, serta ternak di sekitarnya.

Oleh sebab itu, mereka diusir dari rumah dan diasingkan.

Beberapa perempuan ada yang tinggal di gudang.

Baca Juga : Tak Berkaitan dengan Sesar Gempa atau Patahan Surabaya, Sutopo Sebut Penyebab Amblesnya Jalan Gubeng Surabaya Karena Hal Ini

Sementara yang lainnya harus menempuh perjalanan selama 10-15 menit ke dalam hutan, lalu bertahan dalam sebuah gubuk.

Ibu dan anak ini berbagi gubuk karena tidak boleh tidur di rumahnya saat menstruasi.

Ibu dan anak ini berbagi gubuk karena tidak boleh tidur di rumahnya saat menstruasi.

Terpaksa tinggal bersama hewan ternak saat menstruasi.

Terpaksa tinggal bersama hewan ternak saat menstruasi.

Saraswati (16), mengalami pendarahan setelah melahirkan bayinya di pengasingan.

Saraswati (16), mengalami pendarahan setelah melahirkan bayinya di pengasingan.

Selama pengasingan, banyak perempuan yang meninggal.

Penyebabnya: suhu yang amat panas, sesak napas akibat terlalu banyak menghirup asap api unggun, hingga digigit ular kobra.

Baca Juga : Video Detik-detik Jalan Gubeng Surabaya Ambles, Terdengar Suara Gemuruh dan Ledakan hingga Tiang Listrik Ambruk

Mereka juga sering menjadi korban pemerkosaan.

Rasa sakit di balik keindahan

Basu memulai proyek fotonya ini sejak 2013.

Baca Juga : Potret 'Crazy Rich' Dunia, Beli Rumah Hingga Rp 336 Miliar Tiap Tahun

Ia mengunjungi Nepal selama dua minggu per tahunnya.

Aksesnya cukup sulit. Basu bahkan harus berjalan enam hingga delapan jam di atas pegunungan untuk mencapai desa di mana Chaupadi dilaksanakan.

"Saya berpikir berapa banyak rasa sakit di balik keindahan pemandangan yang seharusnya menggambarkan kebebasan ini," kata Basu.

Tanka Thapa (25) tinggal di dalam sebuah lubang selama pengasingan.

Tanka Thapa (25) tinggal di dalam sebuah lubang selama pengasingan.

Beberapa bahkan tinggal di 'gubuk' seadanya seperti ini.

Beberapa bahkan tinggal di 'gubuk' seadanya seperti ini.

Baca Juga : Setelah 30 Tahun, Tubuh 2 Pendaki yang Hilang di Himalaya Akhirnya Ditemukan

Meskipun praktek Chaupadi dinyatakan ilegal oleh Mahkamah Agung Nepal sejak 2005, nyatanya, wanita yang dipotret Basu seolah-olah sudah terlatih untuk menerima tradisi ini tanpa komplain.

Namun, bukan berarti para ibu rela anaknya mengalami pengasingan setiap menstruasi.

Beberapa bahkan ada yang meminta Basu untuk membawa anaknya pergi dari sana.

Baca Juga : Ini yang Dilakukan Korea Utara untuk Mendoktrin Anak-anak di Sana Agar Memuja Kim Jong Un

"Sayangnya, jalan menuju revolusi tak akan mudah," pungkas Basu. (*)

Artikel ini telah tayang di National Geoggraphic Indonesia dengan judul Potret Tradisi Chaupadi, Mengasingkan Wanita yang Sedang Menstruasi

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x