Ia menerangkan, ambrolnya dinding seperti yang terjadi di Jakarta dan Surabaya sebenarnya disebabkan adanya perubahan morfologi.
Jalan Gubeng Surabaya menurut ahli geologi.
Mudahnya, alam memiliki kondisi stabil kalau tidak diganggu.
Ilustrasi amblesnya Jalan Gubeng Surabaya menurut ahli geologi.
Baca Juga : Nggak Cuma Pria Asal Muntilan, 3 Cowok Indonesia ini Juga Beruntung Dapatkan Istri Bule
Nah, manusia bisa membangun dengan sedikit mengganggu alam lewat bantuan teknologi, misalnya membangun dinding.
"(Pembuatan) dinding inilah yang harus kuat menahan beban dari samping. Ini sebenarnya ambrol ke samping akibat perubahan morfologi atau kemiringan lereng, jadi bukan ambles ke bawah," kata Rovicky menegaskan.
Pembangunan jalan raya, gedung, jembatan, dan apa pun itu perlu mengkaji sisi geologinya.
Menurut Rovicky, ini karena setiap batuan memiliki kekuatan yang berbeda sehingga memiliki dinamika berbeda pula saat terkena air.
"Oleh karena itu, perlu diketahui kondisi batuan serta morfologi tanahnya sebelum dibangun konstruksi di atasnya."
Baca Juga : Berhasil Sembuh dari Kanker Payudara, Ternyata Rima Melati Rajin Konsumsi 3 Jus Buah ini!