Kemudian, konten disebarkan secara masif di Twitter.
Bahkan, beberapa tokoh politik membenarkan dan turut mengunggah foto aktivis kelahiran Tapanuli Utara ini tanpa verifikasi kebenaran informasi tersebut terlebih dahulu.
Setelah mendapat perhatian khalayak ramai dan menjadi perbincangan, kepolisian melakukan penyelidikan setelah mendapatkan tiga laporan tentang dugaan hoaks pada pemberitaan ini.
Hasil penyelidikan kepolisian menunjukkan bahwa kasus penganiayaan Ratna adalah tidak benar.
2. Hoaks Gempa Susulan di Palu
Gempa dan tsunami yang terjadi di Palu beberapa waktu lalu memang menimbulkan duka tersendiri.
Mirisnya, masih saja ditemukan hoaks mengenai gempa susulan yang makin meresahkan korban dan masyarakat.
Setelah peristiwa yang menewaskan lebih dari 2.000 orang ini, di media sosial maupun aplikasi WhatsApp sempat tersebar kabar akan adanya gempa susulan berkekuatan 8,1 magnitudo dan mempunyai potensi tsunami besar.
Disebutkan, adanya gempa susulan itu terlihat setelah salah seorang pekerja di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memeriksa alat pendeteksi gempa.
Kabar meresahkan ini dibantah oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.
Sutopo memberikan klarifikasinya melalui media sosial miliknya.