Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Tsunami Banten : 14 Jam Sebelumnya BMKG Sudah Keluarkan Peringatan Dini Adanya Gelombang Tinggi

Seto Ajinugroho - Minggu, 23 Desember 2018 | 13:27
Dwikorita Karnawati saat berikan keterangan pers terkait tsunami Banten
Kompas TV

Dwikorita Karnawati saat berikan keterangan pers terkait tsunami Banten

Gridhot.ID - Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG mengatakan tsunami di Pantai Barat Banten tak dipicu oleh gempa bumi.

Dwikorita menyatakan jika gelombang tinggi terjadi karena faktor cuaca.

"Gelombang tinggi terjadi karena cuaca," ujar Dwikorita dalam keterangan resmi yang dilansir dari Kompas.com, Sabtu (23/12).

Sebenarnya BMKG juga telah mendeteksi dan mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang mulai diberlakukan pada tanggal 22 Desember 2018 puku 07.00 WIB sampai 25 Desember 2018 pukul 07.00 WIB di wilayah perairan Selat Sunda.

Baca Juga : Sutopo Purwo : 50 Meninggal, 165 Orang Luka-luka, Data Korban Masih Mungkin Bertambah

Hal ini berarti sudah ada peringatan dini sekitar 14 jam sebelum tsunami menerjang pukul 21.30 WIB.

Selain faktor cuaca, BMKG juga menyebut adanya tsunami karena erupsi Gunung Anak Krakatau.

Tapi karena seismometer rusak maka dugaan adanya tsunami jadi tak terduga.

"BMKG berkoordinasi dengan Badan Geologi melaporkan bahwa pada 21.03 WIB Gunung Krakatau erupsi kembali sehingga peralatan seismometer setempat rusak, tetapi seismic Stasiun Sertung merekam adanya getaran tremor terus menerus," jelas Dwikorita.

Baca Juga : Pemain Bass Band Seventeen Jadi Korban Meninggal Bencana Tsunami Banten

Rekaman seismik dan laporan dari masyarakat menjadi dasar bagi BMKG untuk memastikan jika tsunami Banten tidak disebabkan aktivitas gempa bumi tektonik.

Namun sensor Cigeulis (CGJI) mencatat adanya aktivitas seismik dengan durasi waktu kurang lebih 24 detik dengan frekuensi 8-16 Hz pukul 21.03 WIB.

Berdasarkan hasil pengamatan tidegauge Serang di Pantai Jambu, Desa Bulakan, Cinangka, Serang, tercatat pukul 21.27 WIB ketinggian gelombang 0,9 meter.

"Kemudian tidegauge Banten di pelabuhan Ciwandan, tercatat pukul 21.33 WIB ketinggian 0.35 meter," kata Dwikorita.

Baca Juga : Rayakan Natal Bersama Masyarakat, Pendeta Papua : Kami Meminta Agar TNI-Polri Terus Bertugas Menjaga Daerah Kami dari Gangguan KKB

Selanjutnya, lewat tidegauge Kota Agung di Desa Kota Agung, Kota Agung, Lampung tercatat pukul 21.35 WIB ketinggian 0.36 meter.

Terakhir tidegauge Pelabuhan Panjang, Kota Bandar Lampung tercatat pukul 21.53 WIB ketinggian 0.28 meter.

"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Juga diimbau untuk tetap menjauh dari pantai perairan Selat Sunda, hingga ada perkembangan informasi dari BMKG dan Badan Geologi," tutup Dwikorita.

(*)

Source :Kompas.com tribunnews

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x