"Saya mau lihat," ungkap Uli sesaat setelah jenazah di tempatkan di ruang tengah sembari terisak.
Meski dirinya bersikukuh untuk melihat langsung jenazah dengan membuka petinya, ia tetap ditahan oleh kerabat dan keluarganya yang lain.
Baca Juga : BNPB: Potensi Tsunami Selat Sunda Tidak Terdeteksi karena Ketiadaan Peralatan Sistem Peringatan Dini
"Jangan dibuka petinya, dari luarnya aja ya," tutur salah satu kerabat yang berada disamping peti jenazah.
Setelah itu, ia pun memutuskan untuk membacakan suaminya doa dan ayat-ayat suci.
Dengan mengenakan mukena berwarna ungu, air matanya terus bercucuran saat lantunan ayat suci ia ucapkan di dekat peti jenazah suaminya.
Air mata Uli tak henti-hentinya mengalir, sesekali ia pun mengusap air matanya itu menggunakan tisu.
Baca Juga : Volcanogenic Tsunami, Bencana yang Disebabkan Oleh Letusan Gunung Api di Tengah Laut
Beberapa saat yang lalu, ia pun sempat meminta doa kepada teman-temannya di instagram.
Ia mengatakan bahwa perhatian yang luar biasa ditunjukkan dari teman-teman kepadanya itu sangat berarti untuk ibu dua anak tersebut.
Sedari Sabtu malam Juliana terus menghubungi Ifan yang juga menjadi korban tsunami Banten.
Setelah menunggu akhirnya Juliana mendapat kabar dari kakak kandung Herman bahwa sang suami telah ditemukan tetapi dalam kondisi meninggal dunia.