Estimasi pertumbuhannya mencapai 4 meter pertahun.
Hal ini mengkhawatirkan para ahli jikalau Anak Krakatau bakal mengikuti jejak mendiang orang tuanya, meletus hebat pada 27 Agustus 1883.
"Melihat pertumbuhan kerucut Gunung Anak Krakatau yang sangat cepat, semakin tinggi dan besar, maka bencana seperti yang pernah terjadi pada 1883 letusan dapat terulang kembali. Meskipun demikian, besarnya tubuh suatu gunung api bukan penentu besarnya ancaman bahaya yang akan terjadi. Ancaman itu meskipun masih jauh di depan mata, tetapi apabila hal tersebut benar-benar terjadi, maka bencana itu akan melanda kawasan Selat Sunda," demikian laporan yang tertulis dalam majalah tersebut.
Sedangkan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho pada Agustus 2018 pernah menyebut gunung Anak Krakatau sedang dalam masa pertumbuhan.
Baca Juga : Ketiadaan Alat Pendeteksi Gempa Bumi Vulkanik, Sebabkan BMKG 'Buta' Prediksi Tsunami Banten
Source | : | Tribun Jateng,Geo Magz |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |
Komentar