Kiwong kembali mengingat kejadian demi kejadian yang ia alami malam itu, termasuk Buaya Laut yang berdiri beberapa kali. Dirinya segera meminta istri dan anaknya untuk lari ke bukit yang tidak jauh dari pemukiman.
"Saya balik lagi ke pantai. Semua bagan yang ada di laut tiba-tiba lampunya mati. Terus lihat air warna putih sepanjang itu. Pas mulai mendekat, saya langsung lari ke bukit," urainya seraya tangannya menunjuk ke arah lautan.
Beruntung, sebagian besar warga Desa Paniis dapat menyelamatkan diri, namun satu orang nenek menjadi korban tidak selamat. "Satu orang saja yang di sini jadi korban," katanya.
Baca Juga : Diet Ala Nagita Slavina Bisa Turun 3 kg dalam Seminggu, Yuk Cobain!
Korban tsunami
Jumlah korban bencana alam tsunami di Selat Sunda terus bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal dunia sudah mencapai 429 orang.
Selain mengakibatkan korban meninggal dunia, sebanyak 1.485 orang mengalami luka-luka, 154 orang masih hilang, dan 16.082 orang mengungsi. Data itu baru data sementara yang diterima dan dirilis BNPB pada Selasa 25 Desember 2018, per pukul 13.00 WIB.
"Sampai hari ini update data total 429 orang meninggal dunia, 1.485 luka-luka, 154 orang hilang, 16.082 orang mengungsi," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Kantor Graha BNPB, Selasa (25/12/2018).
Baca Juga : Cuitannya Disebut Sampah, Gibran Rakabuming Angkat Bicara
Dia menjelaskan, jumlah pengungsi yang terdata jumlah naik secara signifikan karena sebelumnya BNPB mencatat hanya sekitar 5.000 orang mengungsi.
Menurut dia, jumlah pengungsi mengalami kenaikan signifikan, karena ada daerah-daerah yang baru terjamah oleh BNPB dan tim gabungan.
Dia menjelaskan, jumlah pengungsi yang terdata jumlah naik secara signifikan karena sebelumnya BNPB mencatat hanya sekitar 5.000 orang mengungsi.