Selanjutnya pada pukul 21.03 WIB alat seismik di Gunung Anak Krakatau mati.
Matinya alat tersebut karena kena letusan.
Baca Juga : Ini Sebabnya Mengapa Anak Krakatau dan Gunung Berapi Lainnya Ketika Meletus Disertai Gemuruh Petir
Akibatnya pemantauan aktivitas Anak Krakatau menggunakan stasiun Seismik Sertung.
"Dari citra Satelit diketahui bahwa lereng barat daya longsor (flank collapse) dan masuk ke laut. Data seismik tidak menunjukkan adanya gejala kenaikan energi seismik sebelum kejadian longsor," katanya.
Dari tanggal 22 Desember sampai saat ini, letusan Anak Krakatau berlangsung tanpa jeda.
Dentuman letusan pun terdengar intens beberapa kali per menit.
"Saat ini aktivitas letusan masih berlangsung terus-menerus, yaitu berupa letusan strombolian disertai aliran lava pijar dan awan panas," tuturnya.
Pantauan terakhir pada 26 Desember Anak Krakatau mengalami letusan berupa awan panas dan surtseyan.
"Awan panas ini mengakibatkan adanya hujan abu termasuk yang terekam pada 26 Desember sekira pukul 17.15 WIB," katanya.
Bahkan dari Pos Kalianda, jam 24.00 WIB, melaporkan suara gemuruh dengan intensitas tinggi.
Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak memasuki area kompleks Krakatau, termasuk Gunung Anak Krakatau.