"Waktu kejadian itu saya lihat Gunung Anak Krakatau membelah dua. Pas belah dua itu mulai timbulnya tsunami.
Waktu itu yang saya lihat paling jelas meletusnya bukan di bagian atas, tapi di samping. Meletusnya di bagian samping, lahar-lahar mencar semua," ujarnya.
Tsunami terjadi setelah belahan Anak Krakatau jatuh ke laut hingga menimbulkan 3 gelombang tinggi.
Baca Juga : WOW! Hotman Paris Akhirnya Bisa Kembali Tidur Seranjang dengan Sang Istri Setelah 10 Tahun
"Terus bagian atasnya ambruk, nah 5 menit kemudian timbul ombak tsunami. Ada 3 ombak itu yang besar dan yang paling besar ombak ketiga," katanya.
Menurut Puji, tingginya gelombang tsunami di tengah laut mencapai 12 meter.
Gelombang tsunami itu lantas menghancurkan perahu Puji dan nelayan lainnya.
Beruntungnya, mereka masih bisa mengapung di tengah laut menggunakan bongkahan perahu.
"Untungnya materialnya tidak sampai kami, cuman batu apungnya saja yang kena kami. Air lautnya juga campur sama belerang, bau, keruh juga kayak air kopi," jelasnya.
Baca Juga : Heboh Kabar Nisan Makam Bani Seventeen Hilang, Keluarga Akhirnya Beri Klarifikasi
Puji menceritakan situasi di tengah laut usai letusan Gunung Anak Krakatau sempat hujan bercampur debu vulkanik.
Perjuangan Puji menyelamatkan diri di tengah laut ketika tsunami pun tak mudah.