Gridhot.ID - Hari Minggu (30/12) Gunung Agung yang berada di Karangasem, Bali, erupsi.
Menurut pemberitaan resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Api Agung, erupsi terjadi selama 3 menit 8 detik.
Amplitudonya maksimum 22 mm, meski kolom abu tidak teramati karena puncak tertutup kabut.
Dikutip dari suar.grid.id, Senin (31/12) pada hari Minggu pagi, petugas mencatat tiga kali gempa hanya dalam rentang 3 jam.
Baca Juga : Walah, Rambut Afro Miss Kongo Terbakar Usai Dinobatkan Jadi Miss Africa
PVMBG lantas menyatakan gunung Agung pada level III (siaga).
Aktivitas masyarakat, pendaki dan wisatawan dilarang mendekati seluruh area dalam radius 4 kilometer dari Kawah Puncak Gunung Agung.
Namun erupsinya gunung Agung membuat badan antariksa Amerika Serikat (NASA) mempunyai pandangan lain.
NASA menyebut meletusnya gunung Agung mempunyai arti amat penting bagi kelangsungan hidup manusia di bumi.
Baca Juga : Akhir Kekuasaan Putra Sang Fajar Bung Karno, Hanya Minta Nasi Kecap Buat Sarapan Tak Diberi
Para peneliti NASA dengan melacak letusan gunung Agung bisa mengetahui lebih banyak di mana bahan kimia yang dilepaskan ke atmosfer dapat digunakan untuk melawan perubahan iklim/pemanasan global.
Contohnya saat gunung Agung erupsi pada November tahun lalu, ia menuangkan uap dan gasnya ke atmosfer bumi.