Sedangkan Parwono yang berprofesi sebagai penjual es doger ini berujar apa yang dilakukannya ini wajar.
Dia juga menyadari sepenuhnya apa yang dilakukannya.
Hanya saja, dia merasa sakit hati terhadap beberapa pesantren yang tidak memperbolehkan santrinya untuk jajan es doger miliknya.
Selanjutnya Parwono ingin diantarkan pulang ke daerah asalnya di Lampung untuk menjenguk orang tuanya yang sedang sakit keras.
Demi kelancaran tablig akbar, Parwono akhirnya dipulangkan dan acara berlangsung tanpa gangguan setelah itu. (*)
Source | : | Tribun Jambi,tribun tebo |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |
Komentar