Mantan Wakil Menteri Unifikasi Korea Selatan (Korsel) Kim Hyung-seok kepada AFP berkata, pidato Kim menyiratkan rasa frustrasinya karena macetnya negosiasi.
Menurut Kim Hyung-seok, pemimpin 35 tahun itu berharap AS bakal mengambil langkah tertentu setelah dia memutuskan menghancurkan situs nuklirnya.
Baca Juga : Parah, Seorang Dokter Hamili Istri Pasien yang Ikut Program Bayi Tabung
Namun, Washington tak memberi sikap positif.
Kim Hyung-seok berujar Kim mempunyai tugas penting untuk meningkatkan kebijakan "ekonomi sosialisnya".
"Peningkatan kebijakan itu tak bakal berarti sebelum sanksi yang diterapkan kepada Korut dicabut," tutur Kim Hyung-seok kembali.
Dalam pidato Tahun Baru pada 2018, Kim menginginkan agar Korut bisa lebih masif lagi dalam mengembangkan senjata nuklir.
Baca Juga : Kesaksian Agung Bastian, Korban Selamat Tsunami di Banten: Digulung Lah Kita di Air
"Kita harus memproduksi hulu ledak nuklir secara massal, sama seperti rudal balistik, dan mempercepat penempatannya," ujar Kim saat itu.
Namun, setelah itu Kim menuturkan bahwa negaranya tidak akan memproduksi, menguji coba, atau mengembangkan senjata nuklir.
Ankit Panda dari Federation of American Scientists menulis di Twitter pernyataan itu merupakan evolusi dalam kepemimpinan Kim.
"Namun tentu saja, itu adalah satu dari sekian klaim yang dibuat Kim, serta dibutuhkan upaya untuk membuktikannya," tutur Panda.
Baca Juga : Tes SKD CPNS 2018 Semakin Dekat, Inilah Lokasi dan Persyaratan yang Harus Diperhatikan Para Pelamar!
Sementara itu, dalam pidato Tahun Baru, terdapat sebuah momen unik di mana AFP melaporkan jam di meja menunjukkan di atas pukul 00.00.
Namun selama pidato, gambar jam itu diburamkan dan di penghujung pidato menunjukkan ke pukul 01.00, menyiratkan pidato itu telah direkam sebelumnya. (*)
Source | : | BBC,kompas |
Penulis | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Editor | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Komentar