Kalau kita liat angin puting beliung, ekor angin itu ada di dalam awan kumolonimbus" jelas Novy.
Novy menambahkan jika awan kumolonimbus atau awan 'gelombang tsunami' ini juga dapat membekukan mesin pesawat karena di dalamnya banyak terdapat partikel-partikel es.
"Awan ini juga dapat membekukan mesin pesawat, karena di dalamnya terdapat banyak partikel-partikel es.
Terdapat partikel petir dan sebagainya di dalam awan itu" tandasnya.
Karena dianggap membahayakan, Novy mengatakan jika pihaknya telah mempunyai alat khusus yakni radar cuaca pada rute penerbangan.
Alat ini bisa melacak cuaca hingga radius 100 kilometer.
Oleh karena itu, jika terlihat awan kumolonimbus pada radar, pihaknya dapat langsung menyampaikan hal itu dan pilot akan membelokkan pesawat hingga 15 derajat.
Saking bahayanya awan 'gelombang tsunami' atau awan kumolonimbus, tidak ada pilot yang berani menembusnya.
“Tidak ada pilot yang berani menembus awan kumulonimbus.
Jadi kita mempunyai radar cuaca dan berkoordinasi dengan BMKG sehingga data dari BMKG yang diperoleh terkait cuaca buruk akan disampaikan kepada pilot.
Jadi cuaca buruk yang terjadi, aman bagi lalu lintas penerbangan,” terangnya.
Di akhir, Novy menambahkan awan kumulonimbus berada diketinggian 1.000 hingga 15.000 kaki sehingga penerbangan dengan ketinggian 30.000 hingga 40.000 kaki aman bagi pesawat.
“Jadi, lalu lintas penerbangan aman jika ada cuaca buruk yang mengancam,” tambahnya. (*)
Source | : | Kompas.com,Instagram |
Penulis | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Editor | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Komentar