Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Presiden Perintahkan Buru Teroris Ali Kalora, Moeldoko : Pokoknya Enggak Ada Toleransi, Harus Dihabisi

Seto Ajinugroho - Jumat, 04 Januari 2019 | 15:11
Salah satu anggota teroris pimpinan Santoso ditangkap oleh Satgas Ops Tinombala beberapa waktu silam di Poso.
Tribunnews

Salah satu anggota teroris pimpinan Santoso ditangkap oleh Satgas Ops Tinombala beberapa waktu silam di Poso.

Gridhot.ID - Mutilasi seorang warga esa Salubanga, Parimo,Sulawesi Tengah, berinisial RB (34) oleh teroris Ali Kalora mendapat perhatian serius oleh pemerintah.

Presiden Joko Widodo yang mengetahui kelakuan biadab kelompok teroris Ali Kalora langsung memerintahkan Kapolri Jenderal Pol Toto Karnavian untu mengevaluasi kerja Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dimana Istana menanggapi serius atas mutilasi warga dan serangan kepada aparat oleh kelompok teroris Ali Kalora pada akhir Desember 2018.

Dikutip dari Kompas.com, Jumat (4/1) Moeldoko menyatakan jika Operasi Tinombala masih berjalan.

Baca Juga : Wanita Diduga Kowad Gadungan Ditangkap, Konyol, Dirinya Mengaku Bakal Diangkat Jadi Presiden

"Perintah (Presiden kepada Kapolri), Operasi Tinombala masih berjalan. Hanya saja Presiden itu kemarin menekankan perlunya evaluasi lagi bagaimana cara menghadapi mereka," ujar Moeldoko saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (3/1).

Moeldoko amat yakin Kapolri bakal segera mengeksekusi perintah presiden secepatnya dengan mengambil langkah strategis dan taktis untuk mengeliminasi aktivitas kelompok Ali Kalora di Poso.

"Pokoknya enggak ada toleransi, enak saja. Tugas negara menciptakan rasa aman. Kalau memang ada yang mengganggu, harus dihabisi," ujar Moeldoko.

Moeldoko semasa menjadi Panglima TNI mengatakan jika Operasi Tinombala TNI-Polri di sana sudah berhasil membuat kelompok teroris menyerah.

Baca Juga : Tolak Jual Belut Raksasa Seharga Rp 136 Juta, Pria Ini Malah Lakukan Hal Demikian

Namun ada medan di mana 'jatah bermain' yang tidak bisa dilakukan oleh Polri yang akhirnya menerjunkan TNI.

"Karena di sana memang medannya itu gunung dan bersaf-saf, jadi memang bagi kepolisian itu ya enggak gampang. Waktu itu kami mainkan TNI karena menurut saya, itu memang area operasinya TNI," ujar Moeldoko.

Source :Kompas.com tribunnews

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x