Laporan Wartawan Gridhot.ID, Septiyanti Dwi Cahyani
Gridhot.ID - Awan berbentuk gelombang tsunami kembali muncul di langit Kota Makassar pada hari ini, Kamis (24/1/2019).
Hal ini diketahui dari unggahan Instagram @makassar_iinfo pada Kamis (24/1/2019).
Dalam unggahan tersebut, tampak awan yang menggulung menyerupai gelombang tsunami di Kota Makassar.
Langit seketika menjadi gelap.
Baca Juga : Saking Bahayanya, Pilot pun Tak Berani Menembus Awan 'Gelombang Tsunami' yang Muncul di Langit Makassar
Tidak disebutkan di mana lokasi pasti keberadaan awan berbentuk gelombang tsunami tersebut.
"Lagi-lagi awan berbentuk tsunami kembali muncul di langit Kota Makassar 24 Januari 2019, awan itu bernama awan cumulonimbus yang di prediksi akan terjadi hujan lebat disertai angin kencang." tulis akun tersebut di kolom keterangan unggahannya.
Ini bukanlah pertama kalinya awan yang menyerupai gelombang tsunami muncul di langit Kota Makassar.
Di awal Januari lalu, hal serupa juga terjadi di Kota Makassar.
Dalam video berdurasi singkat tersebut memang terlihat awan berwarna hitam yang menggulung seperti gelombang tsunami yang menerjang daratan.
Hanya saja, itu adalah awan yang berada di atas langit.
BMKG pun turut memberikan tanggapan terkait kemunculan awan yang berbentuk gelombang tsunami di Makassar.
Nur Asia Utami, prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar menjelaskan bahwa peristiwa munculnya awan gelombang tsunami itu dikenal dengan istilah cell awan kumulonimbus yang cukup besar.
Biasanya kemunculan awan kumulonimbus ini disertai dengan hujan deras, petir dan angin kencang.
Menurut Nur, awan kumulonimbus ini sangat berbahaya, apalagi bagi bagi lalu lintas penerbangan.
"Awan kumulonimbus bisa terjadi di beberapa daerah di Sulawesi Selatan.
Bahkan di kota Makassar awan ini bisa tumbuh kembali" tutur Nur.
Saking bahayanya, pilot sampai-sampai tak berani menembus awan gelombang tsunami alias awan kumolonimbus ini.
Baca Juga : Gempa dan Gelombang Tsunami Disebut Akan Terjang Indonesia di Malam Tahun Baru 2019, Berikut Kata BMKG
Hal ini seperti yang dilansir dari Kompas.com, saat awan 'gelombang tsunami' itu muncul di langit Kota Makassar pada awal Januari lalu, ada lima pesawat yang hendak melakukan pendaratan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.
Kelima pesawat itu pun terpaksa berputar-putar di ruang udara Makassar selama 20 menit dan baru bisa mendarat setelah cuaca mulai membaik.
Hal itu disampaikan oleh General Manager AirNav Indonesia cabang Makassar Air Traffic Service Centre (MATSC) Novy Pantaryanto.
“Saat awan kumulonimbus menggulung di langit Kota Makassar, Selasa (1/1/2019) sore, ada lima pesawat yang mengalami penundaan mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.
Baca Juga : Kesaksian Nelayan Lihat Gelombang Tsunami Setinggi 15 Meter Terjang Pemukiman Warga
Pesawat itu berputar-putar terlebih dahulu di atas sekitar 15 hingga 20 menit, lalu mendarat setelah cuaca mulai membaik,” ungkap Novy.
Tak hanya BMKG, Novy pun mengatakan jika awan berbentuk gelombang tsunami itu merupakan awan yang sangat berbahaya.
Karena di dalam gumpalan awan kumolonimbus itu terdapat partikel-partikel petir, es dan lain-lain yang membahayakan penerbangan.
Novy menambahkan jika awan kumolonimbus atau awan 'gelombang tsunami' ini juga dapat membekukan mesin pesawat karena di dalamnya banyak terdapat partikel-partikel es. (*)