Hanya saja, itu adalah awan yang berada di atas langit.
BMKG pun turut memberikan tanggapan terkait kemunculan awan yang berbentuk gelombang tsunami di Makassar.
Nur Asia Utami, prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar menjelaskan bahwa peristiwa munculnya awan gelombang tsunami itu dikenal dengan istilah cell awan kumulonimbus yang cukup besar.
Biasanya kemunculan awan kumulonimbus ini disertai dengan hujan deras, petir dan angin kencang.
Menurut Nur, awan kumulonimbus ini sangat berbahaya, apalagi bagi bagi lalu lintas penerbangan.
"Awan kumulonimbus bisa terjadi di beberapa daerah di Sulawesi Selatan.
Bahkan di kota Makassar awan ini bisa tumbuh kembali" tutur Nur.
Saking bahayanya, pilot sampai-sampai tak berani menembus awan gelombang tsunami alias awan kumolonimbus ini.
Baca Juga : Gempa dan Gelombang Tsunami Disebut Akan Terjang Indonesia di Malam Tahun Baru 2019, Berikut Kata BMKG
Hal ini seperti yang dilansir dari Kompas.com, saat awan 'gelombang tsunami' itu muncul di langit Kota Makassar pada awal Januari lalu, ada lima pesawat yang hendak melakukan pendaratan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.