Karung gabah tersbeut dibungkus dengan sejumlah kain bekas pakaiannya agar tak terkena tampias hujan.
“Kalau musim panen ya ikut manen padi. Ada yang nyuruh membersihan rumah ya saya terima juga,” imbuhnya.
Baca Juga : 3 Anak Ustaz Maulana Buat Video Kenang Almarhumah Ibundanya: Mamak! Semoga Kita Ada di Surga Ya Mak!
Sadikun sebenarnya masih mempunyai dua anak perempuan yang kesemuanya mengikuti suaminya.
Sadikun mengaku sesekali masih mengunjungi kedua anaknya tersebut untuk bertemu dengan cucunya.
Terkait keadaan rumahnya yang memprihatinkan dia mengaku tidak ingin merepotkan kedua anaknya, karena suami kedua anaknya yang hanya berprofesi sebagai pembuat genting dan buruh pabrik juga kesulitan perekonomian.
“Kalau ketemu ya kadang sama sama nangis. Anak saya ingat saya yang hidup sendiri. Saya tidak mau diajak tinggal di sana kerena tidak mau merepotkan,” katanya.
Tidur di emperan
Kondisi rumah Mbah Sadikun
Karena hampir setiap jengkal rumahnya basah saat hujan, Sadikun memilih tidur di emperan rumahnya yang relatif lebih aman dari tampias air.
Dengan papan bekas pintu yang diletakkan di teras untuk menahan air hujan dan plastik yang dibeber sebagai alas tidur, Sadikun tidak pernah mengeluhkan kondisi rumahnya.