Dalam beroperasi, para pekerja lapangan menggunakan ekskavator, traktor jonder dan alat pemotong kayu atau chainsaw. Alat-alat berat itu jika dicek masih berada di lokasi pasca pengamanan petugas Polisi Hutan pada Sabtu (2/2/2019) dini hari.
Baca Juga : Peramal Ini Katakan Basuki Tjahaja Purnama dan Puput Nastiti Devi Bisa Pisah Karena Omongan Orang
Pascapengamanan, pada Sabtu siang, Polhut sempat mengajaknya ke lokasi penebangan. Tapi SS menolak ikut dengan alasan kurang enak badan. Dia cuma menyebut lokasi penebangan.
"Aku tolak, Bang. Biar mereka yang ke sana," katanya.
Hasil penyelidikan petugas, menurut Kepala UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah II Pematangskantar, Joner Sipahutar pada Sabtu (2/2/2019) sore, menyebut lokasi penebangan bukan kawasan hutan.
"Saya pastikan itu bukan kawasan. Sudah kami dapatkan titik koordinatnya. Sejauh 1, 5 kilometer dari kawasan hutan," katanya.
Baca Juga : 'Gua Mah Jujur Aja, Gua Mencumbu Nagita Malam Pertama Bener-bener. Nggak Ada Test Drive'
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Sumatera Utara, Dhana Tarigan, menyebut meski itu bukan di kawasan hutan, tidak bisa sembarangan melakukan penebangan.
"Ini tentu menjadi tanggung jawab bupati dan aparat kepolisian. Apalagi dekat DAS. Itu dekat sumber air," tukasnya.
Dhana menantang aparat hukum mengungkap cukong penebangan kayu tersebut. Sebab, yang sempat diamankan hanya petugas lapangan. (Kompas.com/Tigor Munthe)
Baca Juga : Dul Jaelani: Makasih Ayah, Atas Pengorbananmu Demi Karir Musikku. Makasih Bunda, Atas Doa-doa Malamnya
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Tak Rela Kampungnya Rusak, Pria Ini Melawan Para Penebang Kayu Sendirian