"Tahun 2018, saya dan KAMI menginisiasi untuk membuat konferensi musik pertama yang pertemukan tiga komponen, pemerintah, private sector (swasta), dan musisi.
Kami hasilkan 12 rencana aksi yang dirumuskan oleh teman-teman yang datang ke konferensi musik itu di Ambon," sambung Glenn.
Berkait polemik yang ditimbulkan oleh draf RUU Permusikan, Dr Inosentius Samsul, salah satu tim perumus draf tersebut turut melontarkan pendapatnya dalam diskusi dengan para musisi.
Baca Juga : Keponakan Laki-laki Ashanty, Millendaru Unggah Foto Bersandar di Dada Pria Bule
Inosentius mengatakan bahwa RUU ini belum bersifat final, sehingga pasal-pasal yang terdapat di dalamnya masih bisa diperbaiki dengan mengkaji ulang.
"Kami membuat rangka dan kalian sebagai stakeholder utama (musisi) tinggal mengisi. Kalau ada kekurangan silakan bilang dan kami buka diri untuk berdiskusi dan memperbaiki naskah. Proses ini masih panjang. Ini hanya satu contoh Undang Undang di DPR. Tahun ini kami tangani 54 rancangan Undang Undang," ungkap Inosentius.
"Membuat RUU itu sangat penuh dinamika, pandangan, dan kepentingan. Makanya wajar jika dikritik. Sebuah anugerah ketika kami diberi respons positif begini," sambungnya.
Baca Juga : Ditantang Makan Kalajengking, Badan Anang Hermansyah Memerah dan Tak Henti Digaruk
Pertemuan ini merupakan salah satu bentuk pelurusan atas kesalahpahaman yang terjadi di antara musisi terhadap draf RUU Permusikan.
"Intinya, ini masih rencana dan kalau ada yang kurang bisa dicoret saja. Ini masih produk awal, proses masih panjang," pungkas Inosentius.(*)
Source | : | Kompas.com,YouTube |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar