Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati
GridHot.ID -Kasus tewasnya Aldama Putra, taruna Universitas ATKP Makassar hingga kini masih terus bergulir.
Tiga hari pasca kematian Aldama Putra, sang ayah sempat mencurahkan kesedihannya lewat akun Facebook Samnha Bhayangkara.
Curhatan pilu itu berisi ungkapan kesedihan ayah Aldama Putra usai kepergian anak semata wayangnya.
Baca Juga : Curhat Pilu Ayah Aldama Putra Usai Putra Tunggalnya Tewas: Kami Butuh Nyawa Anak Kami Kembali Pak Menteri
Tak hanya itu, lewat curhatan tersebut, ayah Aldama Putra juga menyampaikan beberapa kejanggalan yang ia rasakan atas kasus kematian anaknya.
Samnha juga merasa jika pihak universitas seakan-akan menutupi kasus kematian Aldama Putra dari publik.
Tak lelah mencari keadilan bagi kasus putranya, ayah Aldama Putra bahkan baru-baru ini menyampaikan sebuah fakta mengejutkan.
Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari Kompas.com.
Orangtua para taruna dan taruni Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar mengungkapkan semua dugaan penyiksaan mulai makan sabun hingga penganiayaan yang terjadi di dalam kampus oleh taruna senior disaksikan pembinanya.
Hal tersebut disampaikan ayah kandung almarhum Aldama Putra Pongkala, Pelda Daniel Pongkala, saat dikonfirmasi via telepon selularnya, Selasa (12/2/2019) malam.
Daniel mengatakan, orangtua taruna dan taruni ATKP Makassar berkeluh kesah saat berkunjung ke rumahnya pascapemakaman anak tunggalnya itu.
Baca Juga : Kronologi Tewasnya Aldama Taruna ATKP Makassar yang Dianiaya Senior, Korban Dipukul di Dada dan Tubuhnya
“Yang dibahas saat berkunjung ke rumah, menyampaikan keluh kesah anaknya kepada saya. Berupa kekerasan dan penganiayaan biadab itu yang tidak sesuai dengan kemanusiaan. Penyiksaan dilakukan taruna senior kepada taruna yunior, seperti dicekoki nasi satu rice cooker ke dalam mulut seorang taruna, ada beberapa senior makan wafer yang kemudian dikumur-kumur dan dimasukkan gelas lalu selanjutnya diminumkan kepada taruna dan taruni. Ada juga Autan dipaksa dijadikan masker oleh taruni. Ada yang dipaksa dimakankan sabun, tidak takut mereka kalau anak orang mati,” ungkap Daniel.
Daniel menuturkan, banyak keluh kesah orangtua taruna dan taruni ATKP Makassar yang terungkap.
Dia pun tak kuat mendengar berbagai penyiksaan dan kekerasan yang terjadi di dalam kampus ATKP Makassar di bawah naungan Kementerian Perhubungan itu.
Baca Juga : Abiem Ngesti, Si Pangeran Dangdut yang Harus Tewas dalam Kecelakaan Tragis di Usia 16 Tahun
“Itu katanya ibu-ibu, berdasarkan laporan dari anak-anak mereka. Banyaklah mereka ungkapkan, tapi saya tidak kuat mendengarnya. Karena kemungkinan anak saya (Aldama) mengalami hal itu semua hingga meninggal,” ujarnya.
Daniel pun mengungkapkan, pembina di ATKP Makassar melakukan pembiaran dan mendukung penyiksaan taruna senior kepada taruna yunior.
Pasalnya, saat taruna senior melakukan penyiksaan dan kekerasan terhadap yunior, ada pembina ATKP yang menyaksikannya.
“Jadi taruna senior di dalam kampus ATKP Makassar merasa leluasa menyiksa dan melakukan aksi kekerasan karena mereka tidak takut dan mendapat dukungan dari pembinanya. Bahkan, ada pembinanya yang turun langsung menghukum taruna dan taruni," katanya.
Daniel yang rencananya dimintai keterangan penyidik Polrestabes Makassar akan mengungkapkan semua penyiksaan dan aksi kekerasan dalam kampus ATKP Makassar dalam berita acara pemeriksaan (BAP).
Baca Juga : Kronologi Tewasnya Aldama Taruna ATKP Makassar yang Dianiaya Senior, Korban Dipukul di Dada dan Tubuhnya
Namun, sampai saat ini Daniel belum mendapat surat panggilan pemeriksaan dari pihak kepolisian.
“Saya pun akan mempertanyakan kepada polisi, mengapa salah 1 pembina dan 3 orang pengasuhnya dari TNI AU belum disidik dan diperiksa. Sebab, pada malam itu, mereka semua ada saat anak saya meninggal. Maunya semua itu diperiksa karena memberikan keterangan palsu,” tegasnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Aldama Putra merupakan salah satu mahasiswa Universitas ATKP Makassar yang tewas karena dianiaya.
Aldama Putra tewas dengan sekujur tubuh penuh luka lebam karena dianiaya seniornya.
Kepala Polrestabes Makassar Kombes Polisi Dwi Ariwibowo mengatakan, kasus Aldama Putra ini terungkap setelah pihak keluarga curiga dengan kematian korban yang penuh dengan luka lebam.
Sedangkan, pihak kampus ATKP menyatakan Aldama Putra yang merupakan taruna tingkat pertama itu terjatuh di kamar mandi pada, Minggu (3/2/2019) malam.(*)