Sumarjono juga berhasil menghubungi menantunya yang merupakan anggota Pencinta Alam daerah sekitar.
Akan tetapi rombongan pramuka tersebut harus sabar.
Pukul 20.00 Wita mereka juga belum diketemukan, logistik dan baterai ponsel sudah habis.
Lapar dan kehausan juga mendera mereka semua.
Untuk mengatasi kegertiran tersebut, mereka membuat api unggun.
Tapi tak berapa lama hujan turun, api unggun yang mereka sulut padam.
"Dengan adanya hujan, anak-anak bisa agak lega, karena kehausan semua. Kami minum air hujanlah, sedikit-sedikit biar segar," tutur Sumarjono.
Baca Juga : Abiem Ngesti, Si Pangeran Dangdut yang Harus Tewas dalam Kecelakaan Tragis di Usia 16 Tahun
Sumarjono menyemangati anak didiknya supaya tetap tenang dan berdoa karena pasti mereka akan diketemukan.
Hinga jam 9 malam belum ada tanda-tanda tim SAR akan datang.
Tanpa penerangan, gelap dan dingin ke-21 pramuka membentuk lingkaran agar saling menguatkan.
Namun ada satu anak perempuan dipatuk ular kecil di bagian tangannya.