Saya tidak bisa tinggal di kamp ini selamanya" katanya.
Wawancara yang digelar pada pekan lalu itu juga mengungkapkan bagaimana dirinya yang tak terganggu melihat penggalan kepala di tempat persembunyian.
"Saya tahu soal hal berkaitan pemenggalan, dan saya baik-baik saja dengan itu," ucapnya.
Sebagai tambahan informasi, Shamima diketahui masih berusia 15 tahun ketika bergabung dengan ISIS.
Baca Juga : Bocorkan Silsilah Keluarga Adly Fayruz, Angbeen Rishi Sebut Calon Suaminya Cucu Cawapres Ma'ruf Amin
Saat itu, ia bersama dua teman sekolahnya dari Bethnal Green di London pada tahun 2015.
Dan kini, Shamima baru saja terpisah dari suaminya yang juga anggota ISIS asal Belanda.
Setelah melahirkan putranya pada pekan lalu, Shamima ingin pulang kembali ke Inggris.
Diwartakan Kompas.com, pengacara keluarganya, Tasmine Akunje berencana melakukan perjalanan ke kamp pengungsian dan meminta izin kepada Shamima untuk membawa pulang putranya yang baru lahir kembali ke Inggris.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Inggris, Sajid Javid juga mengatakan bahwa bayi yang dilahirkan Shamima masih berpeluang memiliki kewarganegaraan Inggris.
Hal ini dikarenakan anak-anak tidak boleh menderita.