"Jadi ratusan kota dimonitor kualitas udaranya secara reguler pada tahun 2018.
Jakarta menempati urutan pertama dan Hanoi berada di urutan kedua di Asia Tenggara untuk kualitas udara terburuk" katanya.
Rata-rata harian kualitas udara di Jakarta pada tahun 2018 adalah 45,3 mikrogram per meter kubik udara dengan indikator PM 2.5.
Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan pedoman rata-rata harian kualitas udara yang sehat adalah 25 mikrogram per meter kubik.
Baca Juga : Vokalis band Zivilia, Zul Zivilia Diancam Hukuman Mati Karena Narkoba, Sang Istri Akhirnya BIcara...
Itu berarti, rata-rata harian kualitas udara di Jakarta lebih buruk 4,5 kali lipat dari batas aman dan batas sehat yang telah ditetapkan WHO.
Lebih lanjut, Leonard mengatakan bahwa angka tersebut juga mengalami peningkatan dari jumlah di tahun 2017.
Di mana pada tahun 2017, rata-rata harian kualitas udara di Jakarta hanya 29,7 mikrogram per meter kubik udara.
Lalu, apa penyebab meningkatnya polusi udara di Jakarta?
Baca Juga : Jawaban Wijaya Saputra Saat Ingin Liburan Bareng Gisel dan Gempi...
Leonard mengatakan jika meningkatnya polusi udara di Jakarta disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor.
Karena kendaraan bermotor di Jakarta memang mengalami peningkatan setiap tahunnya.