Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo
Gridhot.ID - Tragedi teror penembakan terjadi kembali.
Dalam jangka waktu pendek teror penembakan terjadi di dua negara berbeda yaitu Selandia Baru dan Utrecht Belanda.
Kini Negara Amerika Serikat yang menjadi sasaran teror, tepatnya di kota Manhattan.
Baca Juga : 5 Imbauan KBRI Den Haag untuk WNI Pasca Teror Penembakan Trem di Utrecht
Dilansir Gridhot.ID dari nzherald.co.nz Selasa (19/3/2019), peristiwa tersebut terjadi di pojok 35h Street dan 8th Avenue.
Kepolisisan New York (NYPD) membenarkan kabar aksi penembakan yang telah terjadi di Stasiun Penn kota Manhattan.
Empat orang dikabarkan menjadi korban dan satu orang dinyatakan tewas dalam aksi penembakan brutal tersebut.
Laporan itu menunjukkan bahwa para korban terluka saat ini telah dibawa ke Rumah Sakit Harlem.
Sedangkan sejumlah ambulans dikabarkan telah tiba di lokasi kejadian untuk melakukan pertolongan pertama jika ada korban lainnya.
Rumah Sakit New York pun kini telah disiagakan untuk mengantisipasi terjadinya serangan serupa di kota tersebut.
Sementara aparat kepolisian bergegas menyisir lokasi penembakan yang berada di pusat keramaian itu.
Namun terkait dengan siapa pelaku dan apa motif dibalik penembakan ini polisi masih belum dapat mengungkapnya.
Sementara itu dilansir Gridhot.ID dari kantor berita lokal 1010 WINS, melaporkan bahwa seorang sumber mengatakan penembakan tersebut mungkin saja terkait dengan aktivitas geng lokal.
Pernyataan awal pihak NYPD yang dikeluarkan pada Senin malam, sekitar pukul 20.00 waktu setempat menyatakan bahwa polisi telah melakukan mobilisasi 'Tingkat 1' untuk menanggapi laporan penembakan.
Baca Juga : Kesaksian Warga di Sekitar Lokasi Penembakan di Kota Utrecht, Belanda
Mendengar kabar rentetan peristiwa teror penembakan yang terjadi dalam tiga negara sekaligus dalam waktu berdekatan, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadily menyampaikan kecamannya terkait serangan brutal tersebut.
Dilansir dari Tribunnews.com Selasa (19/3/2019), saat ditemui di Kantor DPP Partai Golkar di Jalan Anggrek Neil, Jakarta Barat ia mengatakan perlemen sangat mengecam aksi yang diketahui didominasi motif agama itu.
"Ya tentu kita sangat mengecam tindakan penembakan pertama di Selandia Baru, yang kedua di Belanda ya, dan semalam tentu di Manhattan (AS) ya," ujar Ace kepada Tribunnews.
Menyoroti kasus penembakan di Selandia Baru dan Belanda, Ketua DPP Partai Golkar bidang Media dan Penggalangan Opini itu menyadari bahwa motif tersebut sebagian didasari oleh 'Islamophobia'.
Baca Juga : Lilik Abdul Hamid, Sosok Taruna Berprestasi STPI Korban Penembakan di Masjid Christchurch
Islamophobia merupakan istilah dari prasangka buruk dan diskriminasi terhadap kelompok muslim.
Menurutnya, kekerasan yang dilakukan dalam bentuk apapun, terutama terkait keyakinan seseorang, bukan merupakan tindakan yang dibenarkan.
Termasuk serangan brutal yang dilakukan Brenton Tarrant, pemuda asal Australia yang melakukan aksi penembakan di kota Christchurch.
"Dan semua kan hampir semacam menunjukkan islamophobia ya, kami sangat mengecam terhadap upaya untuk melakukan kekerasan dan (apalagi) kekerasan itu atas nama agama, apapun agamanya," jelas Ace.
Terlebih, kata Ace, aksi tersebut dilakukan di masjid dan terhadap kelompok muslim di Selandia Baru.
"Dan secara kebetulan kekerasan itu dilakukan terhadap masjid dan kelompok muslim di Selandia Baru," tegas Ace.(*)