Apalagi persenjataan yang dimiliki oleh mereka lebih komplit dari KKO AL.
Pasukan KKO pimpinan Serda Rebani tentu tak menyia-nyiakan kelengahan ini.
Dengan perlengkapan tempur seringan mungkin, pada jam J hari H, pasukan Marinir Indonesia itu langsung melancarkan serangan komando kepada posisi musuh.
Serangan mendadak ini tentu tak disangka-sangka oleh pasukan Malaysia dan Inggris karena mereka lengah. Apalagi pasukan Inggris tak menyangka jika KKO AL berhasil melakukan perembesan jauh dari markas basis operasi di perbatasan antar kedua negara.
Namun apa lacur, belum sempat kokang senjata dan siap tempur atau istilahnya "caught with their trousers down" berondongan pelor AK-47 KKO AL keburu menerjang posisi Royal Malaysia Regiment dan kesatuan elite Inggris.
Korban dari pihak Malaysia dan Inggris berjatuhan, sebanyak sebelasprajurit mereka tewas dan 38 lainnya luka-luka.
Pasukan Serda Rebani juga berhasil merampas 1 Rifle Bren, 7 SMR, 10 Sten Gun dan 1 buah pistol milik musuh.
Sedangkan dari KKO sendiri gugur satu orang yakni Prajurit Gabriel.
Yang paling merugikan adalah diantarasebelas korban tewas itu ada tiga orang Perwira pasukan Inggris yakni, Mayor RM Haddow, Mayor R.H.D. Norman dan Mayor H.A.I. Thompson.
Namun pihak kerajaan Inggris berusaha menutupi kematian ketiganya karena ingin menjaga eksistensi (atau malu) bahwa perwira militernya tewas ditangan tentara dari negara baru merdeka 'kemarin sore.'