Sedangkan Singapura baru mengakuisisi kapal selam kelas Vastergotland pada tahun 1986.
Awak kapal selam Singapura juga belum pernah melakukan misi tempur sesungguhnya dan hanya latihan perang antar negara.
Untuk kapal selam TNI AL sendiri yakni KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402 keduanya adalah Type U-209 yang sudah menjalani serangkaian upgrade kemampuan walau usianya sudah sepuh yakni 38 tahun bertugas.
Sedangkan KRI Nagapasa 403, KRI Ardadedali 404 dan KRI Alugoro 405 (akan diluncurkan) dari Korea Selatan adalah Type Chang Bogo Class, identik dengan U-209 namun Indonesia memesan dengan alih teknologi Improved Chang Bogo Class.
Kemampuan Improved Chang Bogo Class ialah dapat melaju 11 knots diatas permukaan laut dan 21.5 knots dibawah permukaan laut.
Dapat bertahan 50 hari di lautan dengan radius operasional 20.000 km dengan berlayar di permukaan, 15.000 km (kedalaman periskop), 740 km (menyelam) dan dapat menyelam sedalam 500 meter.
Untuk persenjataan Improved Chang Bogo Class dilengkapi 8 tabung peluncur torpedo ukuran 533 mm hingga Surface And Underwater Torpedos (SUT) sebanyak 14 buah.
Uniknya dalam keterangan, Improved Chang Bogo bisa diinstal Land Attack Missile UGM-84 Harpoon. Namun entah apakah kapal selam pesanan Indonesia dipasang rudal mengerikan ini.
Perlu diingat, Indonesia sengaja mengakuisisi Chang Bogo Class karena pihak DSME Korea Selatan bakal memberikan asistensinya dan mengajari PT.PAL Indonesia dalam pembuatan kapal selam secara mandiri.
Sedangkan Singapura memesan kapal selam U-218SG, kapal selam type terbaru lansiran ThyssenKrupp Marine Systems (TKMS) Jerman.