Gridhot.ID - Dunia penerbangan berdecak kagum ketika pemuda bernama Bacharuddin Jusuf Habibie menemukan cara agar pesawat lebih aman ketika terbang.
Pak Habibie mengungkapkan Teori Habibie temuannya dimana sambungan antar badan, sayap dan dudukan mesin pesawat ternyata gampang retak kemudian patah.
Ia lantas menemukan cara bagaimana agar hal tersebut tidak terjadi dan hasil pemikirannya itu dijuluki Crack Progression.
Namun siapa sangka bukan hanya pak Habibie saja ilmuwan Indonesia yang tersohor di luar negeri.
Baca Juga : Suami Tega Gunduli Istrinya Sendiri, Ia Juga Hendak Menelanjangi Pasangan Hidupnya Itu di Hadapan Tamu Pesta
Sebut saja ada Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo penemu sekaligus pemegang hak paten antena mikrostrip dimana benda itu digunakan untuk berkomunikasi langsung dengan satelit.
Ada lagi nama Suharyo Sumowidagdo si penemu 'Partikel Tuhan', Hairiah Kurniatun, Suryadi Ismadji, Ferry Iskandar dan masih ada banyak lagi.
Salah satu ilmuwan yang mengharumkan nama Indonesia di luar negeri hingga gegara temuannya menjadikan Neil Armstrong dapat mendarat di bulan adalah Giri Suseno Hadiharjono (1941-2012).
Pria kelahiran Surakarta, 5 Januari 1941 ini ialah lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang kemudian mendapat beasiswa S2 ke Amerika Serikat tepatnya di University of Kentucky, Lexington dan setahun setelahnya ia pindah ke University of Michigan di Ann Arbor.
Memang sudah pintar dari sononya, sembari kuliah Giri bekerja dengan dosen pembimbingnya, Prof. Charles Lipson.
Baca Juga : Viral, Fenomena Kemunculan Air Terjun Secara Misterius Buat Heboh Warga
Pekerjaan yang dilakukan Giri tak main-main, masih berstatus mahasiswa pascasarjana ia diajak oleh Lipson melakukan analisis terhadap kemampuan material dalam menerima beban dari getaran.